Tuesday, May 8, 2007

NIKMATNYA ABG

Aku kuliah di suatu perguruan tinggi swasta di Malang,
yang mana cerita berawal dari Perkenalanku dengan
seorang gadis SMU, gadis ini bernama Naning
(panggilannya). Kuakui sangat cantik sekali karena yang
kutahu banyak sekali yang suka dengannya. Perkenalanku
dengannya berlanjut sampai aku mendekatinya, setelah
kutahu dia sudah memiliki pacar. Tapi dalam kamusku aku
harus bisa mendapatkannya, karena aku sudah terlampau
jauh dan tidak ingin kehilangan dia. Namanya otak kotor
sudah banyak sekali di otakku, maka dia kuhasut untuk
meninggalkan pacarnya. Tapi namanya mungkin
keberuntunganku dia ternyata meninggalkan sang pacar.

Berawal setelah meninggalkan pacarnya, dia sudah dekat
denganku dan dalam genggamanku. Berjanji ketemu di
rumahnya setelah pulang sekolah, dia kujemput untuk
kuajak ke kontrakanku. Setelah sampai di rumahku, kami
langsung menuju kamarku untuk bercerita masalah-masalah
yang dialaminya. Setelah beberapa waktu kami bercerita,
tanpa disadari aku menatap buah dadanya yang begitu
padat yang membuat pikiran kotorku mulai bekerja. Kulit
putih tinggi semampai selalu menggerogoti otakku untuk
menyentuhnya. Aku takut untuk memulainya, tapi dia mulai
berkata, "Mas... kalau di rumah ngapain aja?" tanyanya
sambil menatap mataku. Yang kutahu matanya itu memiliki
magnet yang sangat besar untuk menarikku. Aku menjawab,
"Yaa.. pulang kuliah langsung tidur lagi," kataku sambil
aku mendekat untuk mencium harum tubuhnya. Rupanya entah
kenapa nafsuku sudah tak bisa aku bendung, aku makin
mendekat. Naning merasa kudekati dan berkata, "Mas kok
gelisah sekali sih?" Aku menjawab sambil menahan, "Si
Dul berganti posisi duduk."

Tanpa kusadari Naning melihat ke arah "Dul" punyaku,
langsung berkata, "Ehh.. itu Mas kok keliatan?" Aku
malu, tapi dia tertawa. Karena sudah ketahuan aku
mendekatinya dan langsung kusergap bibirnya yang merah
ranum, rupanya dia juga merasakan apa yang kurasakan.
Tanpa basa-basi kami sudah larut dalam ciuman yang
sangat panjang. Tanganku mulai meraba kedua buah dadanya
yang padat, dan tangan satunya ke arah kepala membelai
rambutnya yang hitam panjang. Merasa sesuatu ada yang
menyentuh buah dadanya, Naning mulai mengeluarkan suara
yang kurasa adalah kenikmatannya. Aku tidak berhenti
melakukan gerilya di sekujur tubuhnya, sampai aku
membuka satu persatu pakaiannya. Dari baju kubuka
terlihat buah dada yang padat berisi ditutupi oleh
kutang berwarna merah muda, kedua tanganku beralih ke
belakang tubuhnya untuk melepas BH-nya, karena aku sudah
tidak tahan lagi untuk menjilati buah dadanya.

Setelah terlepas, aku hanya bergumam dalam hati, wah ini
baru namanya buah dada, putingnya yang merah muda kecil
yang seperti buah cerry langsung kulumat. Naning
langsung menjerit seakan terbang ke awan. Wajahku
bergantian ke kanan dan ke kiri untuk melumat buah
dadanya. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk membuka
celana jeans-nya. Aku takut juga, dikira laki-laki
kurang ajar, namanya otak kotor, ya aku langsung saja
melepas kancing celananya dan dia meneruskan membuka
celananya. Jantungku berhenti sejenak untuk menyaksikan
kulit putih yang ada di hadapanku, sekali lagi aku
bergumam, aduh mulusnya tubuh putih ini. Tanpa pikir
panjang aku langsung membuka seluruh pakaianku. Dia
berkata, "Cepet Mas... aku udah gak tahan!" dengan nafas
terputus-putus. Membuatku sedikit tergesa-gesa
melepaskan pakaianku, mungkin dia tidak ingin melepaskan
kenikmatan yang baru didapat. Dia terkejut melihat si
"Dul" punyaku yang besar sekali, sambil berkata, "Wahh..
Mas.. kok besar sekali?" Aku menjawab, "Akh masa sich?"
sambil aku menindihkan tubuhku di tubuhnya.

Disambut dengan kecupan bibir mungilnya, aku mulai
kembali melakukan agresi ke bagian kemaluannya yang
berbulu tipis lembut. Jariku mulai mengarah ke
rerumputan di sekitarnya dan kulihat matanya
berkedip-kedip menahan nikmat yang dirasakan. Pinggulnya
mulai bergoyang ke kiri dan ke kanan seakan ingin
mengarahkan jari-jariku untuk masuk ke tempat yang lebih
dalam. Begitu jariku mulai meniti ke arah yang lebih
dalam, kurasakan jariku basah oleh cairan yang aku
sendiri tak tahu. Mungkin itulah kesimpulanku adalah
cairah dimana seorang wanita mulai terangsang. Semakin
lama aku bermain, semakin dia bergerak lebih agresif
dengan mengepitkan kedua pahanya dan tanganku kurasakan
tak dapat bergerak oleh hempitan kedua pahanya yang
sangat mulus. Hingga saat yang tak kuduga dia
mengeluarkan suara tersendat-sendat dengan seluruh tubuh
mengejang. Naning berkata, "Akh... Masss... aku
keluarrr..." dengan ucapan yang tak ada hentinya dan
kata terakhir yang panjang, "Aaahhh..." dan seluruh
tubuhnya mulai melemah.

Aku tak mau kalah dengan situasi seperti ini, karena
akulah yang ingin sekali merasakan kenikmatan tubuh
mulusnya itu. Dengan senjataku yang telah siap untuk
mencari mangsa dan siap untuk diberi tugas. Dengan mata
yang tegang dia melihat ke arah "Dul"-ku, seperti ingin
melahap apa yang ada di hadapannya. Naning bergumam,
"Mas.. kok besar sekali?" seperti orang terkejut. Aku
tak ambil pusing mau besar atau kecil langsung kutancap
gas saja, secara perlahan mulai kuarahkan "Dul"-ku ke
kemaluannya, tapi aku susah sekali untuk memulai karena
mungkin baru pertama kali ini dia melakukan berhubungan
layaknya suami istri. Kubuka kedua belah kakinya
sehingga tampaklah sosok yang belum pernah kulihat.
Akhirnya dia yang mengarahkan senjataku untuk masuk ke
kemaluannya. Sedikit demi sedikit kutekan secara
perlahan dan dia mengeluarkan desisan yang membuat
badanku seperti bersemangat. Dengan bibir digigit dia
menahan rasa, entah sakit atau kenikmatan tapi yang
kutahu dia mengeluarkan kata "Ssttt... aaakkkhh... terus
Mass..." begitu terus, sampai kata-katanya berlanjut
dengan... "Aku pingin yang lama Mass..." permintaannya
harus kupenuhi dan aku juga tak ingin membuang-buang
kesempatan seperti ini.

Dengan kedua tangannya di punggungku, dia melakukan
gerakan-gerakan yang membuat permainan ini semakin
terasa nikmat. Aku makin bersemangat bergerak maju dan
mundur secara perlahan-lahan, semakin terasa "Dul"-ku
mudah melakukan gerakan maju-mundur di dalam vaginanya,
maka semakin kencang dan nikmat aku beradu untuk
mencapai kenikmatan yang tak pernah kurasakan
sebelumnya. Setelah beberapa saat aku merubah gaya
bermainku dengan kedua kakinya kuangkat tinggi di
bahuku. Dan permainan berlanjut dengan desahan-desahan
nikmat. Kuperhatikan wajahnya sepperti menahan sakit
atau apa, kedua tangannya menggenggam seprai kasur dan
kepalanya ke kiri dan ke kanan sambil mengeluarkan
kata-kata yang tak menentu, "Aaakkhhh... Masss...
jangannn... di... lepass... yang kuattt.. Mass...
aaahhkk... akuuu... udahh... gaakkk.. tahaann nihh...
aduhh.. Mass... enakk Mas..." dan dia mengecupkan
bibirnya di keningku. Keringat mulai keluar di sekujur
tubuhku dan dia tak kuhitung berapa kali si "Dul" keluar
masuk ke vaginanya. Tanganku yang tak pernah berhenti
memutar, menekan dan meremas buah dadanya bahkan
sekali-kali aku melumatnya dengan nafsu yang membara,
dia pun setengah berteriak, "Aahk.. Maass... uuhggk...
Masss.. eemmmhhhh..." begitu seterusnya.

Dan aku merasakan ada sesuatu yang menjepit keras di
kemaluanku, rupanya dia sudah akan mencapai puncaknya.
"Aaahhkk... Mas... aku.. keluar Mas.. aaahhhkk...
uuughh.. Maaas..!" sambil memeluk erat tubuhku dan
terasa kuku-kukunya mencabik pundakku. Aku hanya
mendesis sejenak, setelah dia sudah keluar, aku mulai
dengan kegiatanku semula. Secara perlahan aku mulai
menggoyangkan pinggulku maju-mundur secara teratur, dia
merasakan kesakitan atau kenikmatan aku tak tahu, yang
jelas dia ingin ekali lagi mengulanginya. Aku
menyuruhnya berganti posisi. Dia sekarang berada di
atasku dan kulihat "Dul"-ku masih berdiri tegak menanti
adanya sentuhan halus bulunya. Kedua kakiku kuluruskan,
Naning mulai dengan membengkangkan kedua pahanya dan
tangannya meraih "Dul"-ku dan memasukkan ke dalam
vaginanya. "Blep..." begitulah kira-kira antara
pertemuan dua kemaluan yang sangat cocok sekali seperti
mur dan baut.

Dengan perlahan dia menggoyangkan pinggulnya ke atas dan
bawah, "Aaahhkk... eeemmhhh... enaknyaa Mas..." sambil
kedua tanganku membelai kedua buah dadanya dan
sekali-kali kulumat salah satu dari buah dadanya itu.
Rupanya Naning merasakan lain dari yang pertama yang
dirasakannya. Ini kulihat dia lebih bersemangat dengan
menggoyangkan pinggulnya yang indah bagaikan body gitar.
Aku mulai tidak tahan dengan irama permainannya yang
sungguh nikmat sekali. Tangannya menarik kepalaku dan
menyuruhnya mencium buah dadanya, aku menurut saja apa
yang ingin dia lakukan dan itu rupanya berhasil. Sampai
saatnya aku akan ejakulasi, kuberi tanda kepada Naning
bahwa aku akan keluar. Naning pun tak ingin
menyia-nyiakan usahanya untuk mencapai orgasme lagi dan
berucap,
"Ssst.. aaahk... Mas.. bareng yaa... aku juga akan
keluar... teruss.. Mas cium teruss.. Mass... aahhkk..."
Sambil aku berhitung, "Satu..."
"Aaahkk..." ucapnya.
"Dua...""Uuughh Masss... iiyaa... Masss.. aakuu..
aaakkhh...""Tiii... gaaa..."
Kami bersama-sama mengeluarkan kata, "Aaahkkggk..." dan
berpelukan erat sekali seperti tak ingin menyiakannya,
si "Dul" memuntahkan laharnya. Naning masih terus
menggoyangkan pinggulnya.

Sampai akhirnya kami lemas terkulai berdua, dan setelah
itu dia menciumku dengan penuh rasa sayang. "Wah.. Mas..
kamu hebat sekali yaa... seperti berpengalaman saja."
Aku hanya menjawab, "Enggak ah..." dan hari-hari
selanjutnya kami selalu menghabiskan waktu berdua. Tanpa
ada hambatan aku melakukannya dimana saja, kapan saja,
kalau ada kesempatan kami melakukan di rumahku atau di
rumahnya.

No comments: