Sunday, May 6, 2007

JOGING

Sore hari waktu menunjukan pukul 4, aku sedang mengitari
Gelora Senayan, memang itu sudah menjadi kebiasaanku
setelah lulus kuliah dan dalam rangka mencari pekerjaan.
Setelah aku lari beberapa putaran, aku beristirahat di
sebuah warung yang telah menjadi langgananku setiap aku
lari di senayan. Aku selalu menitipkan tas disitu karena
pemilik warung tersebut adalah salah satu mantan penjaga
sekolah waktu aku sma.

Aku beristirahat sambil membereskan membereskan
tasku,memang aku berencana menuju Plaza Senayan untuk
membeli keperluan rumah yang diminta oleh ibuku. Ketika
aku berjalan hendak ke Plasa Senayan di dekat patung
panah tampak sebuah mobil Mercedez hitam membunyikan
klakson
"OVI..!"suara perempuan memanggilku dari dalam mobil.
Aku menengok dan tampak wajah artis perempuan senior.
Kita sebut saja Mbak Amy, Mbak Amy ini kira-kira berumur
36 tahun berbeda 9 tahun denganku.

Aku mengenal Mbak Amy ini dari mantan pacarku yang dulu
pernah menjadi asistennya
"Apa kabar Mbak?" sapaku
"Mau kemana kamu Vi? "tanyanya
"Mau ke Plaza Senayan Mbak.. aku mau ke hero mau beli
keperluan rumah"jawabku lagi
"Ya udah bareng aja yuk.. Mbak juga mau belanja sekalian
temeinin aku belanja aja ya" ajaknya.
Aku mengangguk dan membuka pintu kiri mobil aku letakkan
tasku di jok belakang.
"Bagaimana kabarnya Mbak?" aku mulai pembicaraan
"Baik.. kamu sendiri gimana? Kemana aja nih.. sombong
amat gak pernah kerumah Mbak lagi.. mentang-mentang
Ririn ngga kerja ama Mbak lagi" balasnya
"He he he.. abis Mbak sibuk sih.. aku ngga anak kalo
ganggu" ujarku lagi.
Ririn itu mantan pacarku yang dulu pernah menjadi
asisten pribadinya Mbak Amy ini
"Mbak Amy dari mana? koq lewat sini?" tanyaku lagi
"Aku dari rumah.. abis di depan hotel M macet banget
jadi deh aku lewat sini terus ketemu kamu" jawabnya.

Mbak Amy ini kira-kira tingginya sekitar 167 cm,
kulitnya putih bersih, rambutnya lurus panjang & hitam.
Amemperhatikan Mbak Amy, hari ini dia memakai rok
berbahan katun yang strect warna abu-abu baju kemeja
hitam kontras dengan warna kulitnya serta rambutnya
dibiarkan tergerai panjang dan sepatu hak tinggi warna
hitam. Rambut panjang sampai ke punggung. Aku memang
senang memperhatikan penampilan orang. Setelah mendapat
parkir kita berdua turun dan langsung menuju Supermarket
yang terdapat di basement Plaza Senayan.

Setelah membeli beberapa keperluan dan menemani Mbak Amy
berbelanja, kita berdua menuju kasir
"OVi.. udah nanti belanjanya kamu biar Mbak aja yang
bayar" kata Mbak Amy sambil tersenyum
"Gak usah Mbak.. nanti aku bayar sendiri.. lagian juga
dikit koq.. kalo banyak ngga pa pa deh Mbak yang bayar"
jawabku jahil sambil nyengir
"Bisa aja kamu.. udah biar Mbak aja yang bayar" katanya
sambil mencubit pinggangku.
Aku tidak bisa menolak karena keranjang belanjaku
diambilnya dan ditaruh di trolly belanjanya.

Setelah membayar, Mbak Amy mengajak aku makan tapi
sebelum itu kita menaruh belanjaan ke mobil terlebih
dulu. Mbak Amy dan aku makan di sebuah café B di lantai
3 mall tersebut
"Kamu mau makan apa? Pesen aja jangan malu-malu.. ini
Mbak yang traktir" ujarnya
"Oke Mbak.. kalo ditraktir sih aku gak nolak.. namanya
juga rejeki" jawabku.
Mbak Amy mencubit tanganku sambil mengatakan, "Kamu ini
masih aja usil"
Aku dan Mbak Amy memesan makanan dan minuman. Kami
ngobrol dan mengobrol tentang keluarganya juga
hubunganku dengan tentang mantan pacarku.

Jam menunjukan pukul 18. 30, aku dan Mbak Amy keluar
dari café B dan berjalan menuju dept. store yang tidak
jauh dari café B
"OVi.. temenin Mbak beli pakaian dulu ya.. kata Ririn
kamu pinter milih baju"
"Ah.. bo'ong tuh.. percaya aja di bo'ongin" Balasku.
Kita berdua jalan menuju satu butik ternama. Setelah
menbayar, Mbak Amy membawa 2 kantong kertas besar berisi
pakaian baru. Rupanya Mbak Amy telah memesan pakaian
tersebut jadi kami berdua tidak terlalu lama di dalam
butik tersebut. Aku membantu Mbak Amy membawa
belanjaannya yang lumayan banyak, sesampainya di mobil
aku meletakkan belanjaannya di dalam bagasi mobil.

Jam menunjukkan pukul 19. 30, "Mbak aku mau ambil tas..
aku pulang naik bis atau taxi aja deh" kataku
"eeH.. jangan! Mbak anter kamu pulang ya" jawabnya
"Ngga usah deh Mbak.. khan rumah Mbak ama aku ngga
searah" jawabku menolak secara halus
"Pokoknya Mbak anter kamu pulang! sekarang naik ke
mobil" sergahnya.
Aku tidak bisa menolak ketika aku didalam mobil
"Nah gitu dong.. namanya juga rejeki jadi gak boleh
ditolak ya" kata Mbak Amy sambil tersenyum manis,
menampakan sederet gigi putih terawat
"Iya deh.. aku ngga nolak dianterin ama cewe cakep"
jawabku sambil mengambil rokok dari kantongku
"Mbak, aku boleh ngerokok ngga dimobil?" tanyaku
"Ngerokok aja Vi.. aku juga mau ngerokok.. tolong
ambilin rokokku di tas trus tolong nyalain ya.. susah
nih sambil nyetir" jawabnya.

Aku mengambil sebatang rokok Capri dan menyalakan
untuknya
"Makasih ya Vi.. kita mampir dulu ya ke apartement
Mbak.. soalnya udah lama gak ditengokin"
"Iya deh.. terserah Mbak aja" jawabku
"Tapi kamu ngga ada janji khan ama teman-teman
kamu?"tanyanya
"Aku bebas koq Mbak" jawabku lagi.
Mbak Amy memarkir kendaraan di basement apartement.
Apartement tersebut terletak dipusat kota dekat sebuah
rumah sakit ternama di Jakarta. Aku mengikuti Mbak Amy
menuju lobby dan langsung masuk lift. Aku berdiri di
belakang Mbak Amy, ternyata sexy juga Mbak Amy ini
"Ayo kamu ngelamunin apa? koq diem aja?"
"Eh.. ngga ngelamunin apa apa koq" jawabku setengah
kaget.
Mbak Amy mengeluarkan ikat rambut dan menyanggul
rambutnya yang panjang itu dengan rapih.

Tampak lehernya yang putih mulus, membuat 'adik'ku
sedikit berontak di dalam CD-ku. Sampai di lantai 32
pintu lift terbuka dan kita berjalan menuju apartement
Mbak Amy
"Ayo masuk dong.. jangan didepan pintu.. emang kamu mau
jadi satpam?"
"Oke bu.. saya masuk ya" kataku sambil menundukan badan
dan memberi hormat
"Kamu ini masih aja usil sama Mbak" balasnya sambil
menepuk bahuku.
Aku masuk dan memperhatikan apartement yang mewah
menurutku. Tampak pesawat teleVisi 34 inch lengkap
dengan home theater. Dapurnya tampak tertata apik dan
bersih tidak seperti dirumahku. Cat tembok dan perabotan
yang ada merupakan kombinasi warna yang bagus.

"Ayo duduk dong.. jangan kaya patung gitu.. anggap aja
rumah sendiri"
Aku duduk dan Mbak Amy memberikan segelas coca cola
dingin. Ketika aku hendak menerima gelas minuman,
gelasnya tergelincir dan isinya mengenai kaos dan celana
jeansku
"Ya.. sorry Mbak kursinya jadi basah deh.. gara-gara
aku" kataku sambil menyesal
"Ngga pa pa koq.. khan gampang dibersihin, tinggal di
lap juga kering" jawabnya.
Bodohnya aku ini masa megang gelas aja tumpah.

Mbak Amy menuju dapur dan mengambil lap untuk
membersihkan sofanya
"Mbak.. biar aku aja deh.. khan aku yang numpahin"
pintaku
"Ngga usah.. gak pa pa koq.. mending kamu ganti baju
nanti kamu masuk angin lho" balasnya
"Tasku dimobil.. aku ambil dulu deh" jawabku lagi
"Ya udah kamu tolong bersihin ini khan tinggal sedikit
lagi.. nanti aku ambilin baju ganti di kamar"
Tidak lama kemudian Mbak Amy keluar dengan membawa
kimono merah dan menyerahkan kepadaku
"Nih ganti sana! buka aja baju kamu nanti Mbak panggil
orang laundry untuk cuci baju kamu.. 1 jam juga selesai"

Aku kekamar mandi dan ganti pakaian dengan kimono yang
diberikan Mbak Amy kepadaku. Ternyata CD-ku juga basah,
terpaksalah aku telanjang hanya dibalut kimono merah
bergaris hitam. Aku keluar dari kamar mandi dan tidak
lama kemudian datang orang laundry, Mbak Amy meminta
pakaianku dan memberikan kepada orang laundry yang
menunggu di depan pintu. Bahan kimono yang yang terbuat
dari kain sutera halus terasa dingin dan bertambah
dingin karena ac. 'Adik'ku yg langsung kena bahan
mendadak berontak secara pelan-pelan. Kita berdua
ngobrol didepan TV sambil menikmati kue-kue yang dibeli
Mbak Amy di Plaza Senayan tadi.

Posisiku saat itu duduk diatas karpet dan Mbak Amy duduk
disebelah kiriku diatas sofa. Sambil menonton aku
membayangkan tubuh Mbak Amy sehingga 'adik'ku berdiri
tegang. Aku menutupinya dengan melipat kedua kakiku.
Mbak Amy mengambil rokok diatas meja dan tanpa sengaja
buah dadanya menyentuh pundak kiriku. Duh.. kenyal tapi
padat
"Kamu gak ngerokok Vi?" tanyanya
"Nih aku lagi nyari rokokku Mbak.. aku lupa aku taro
dimana"
Aku mencari rokokku dan ternyata ada di meja di samping
Mbak Amy
"Permisi ya Mbak" kataku sambil berdiri untuk mengambil
rokok.
Tanpa sengaja 'adik'ku yang sudah tegang menyenggol
tangan kanan Mbak Amy yang hendak mengambil gelas
minuman.

"EH.. sorry Mbak gak sengaja"
"Gak pa pa koq Vi" katanya, sambil meletakan gelas
minuman dimeja.
Aku berdiri dan tanpa sadar kimonoku tersingkap dan
'adik'ku keluar dari tempat persembunyiannya
"iihh.. OVi.. kontol kamu koq ngaceng?" tegurnya.
Aku buru-buru menutupinya lagi sambil nyengir malu
"Ngga pa pa koq" jawabku malu.

"Koq kontol kamu ngaceng sih? kamu bayangin apa hayo"
kata Mbak Amy.
"Ngga bayangin apa apa koq" sambil malu-malu.
Aku menyalakan rokok dan duduk di kursi bar tinggi yang
ada dekat dapur. Mbak Amy menghampiriku dan menyentuh
'adik'ku dari luar kimono
"EH.. ss" gumamku.
"Kenapa sih Vi?" tanyanya sambil memijat halus 'adik'ku
"Cuma lagi ngabayangin Mbak Amy aja.. abis sexy sih"
jawabku sekenanya, sementara tangan Mbak Amy mengelus
'adik'ku yang satu lagi mengambil rokokku dan
mematikannya di asbak.
Aku mencoba memeluknya dan dia tidak menolak. Aku
mengecup bibir merahnya dan memainkan lidahku didalam
mulutnya
"mm.. ss.. ssrrpp.. mmhh" desisnya.
Mbak Amy menarik tali kimonoku dan melepaskan ciuman
serta pijatannya. Mbak Amy mengikat kedua tanganku dan
menarik aku ke tempat tidur. Mbak Amy melepas kimonoku
sehingga aku telanjang, kemudian Mbak Amy menidurkan aku
dan mengikat tanganku di salah satu tiang tempat
tidurnya.

Mbak Amy masih berpakaian lengkap dengan sepatunya
sementara rambutnya masih tersanggul rapih. Mbak Amy
mencium bibirku terus ke kupingku
"aahh.. sshh" aku mendesis geli tapi Mbak Amy tetap
terus menjilat dan mencium
"sshh.. terus Mbak.. aahh" aku keenakan.
Mbak Amy menjilati kedua kakiku dan seluruh badanku
tanpa terlewat satu sentimeterpun kecuali 'adik'ku yang
belum tersentuh dengan tangan atau mulutnya. Aku tidak
bisa berbuat apa apa karena kedua tanganku terikat
diatas kepalaku dan diikatnya pula ke tiang tempat tidur
"Sial nih.. aku gak bisa gerak" pikirku..

Mbak Amy mulai menyentuh dan mengelus 'adik'ku
"sshh.. mmpphh.. yyaa.. pegang Mbak" desisku.
Mbak Amy tersenyum dan membungkuk, Mbak Amy mulai
menjilati batang 'adik'ku
"Kontol kamu gede Vi.. bersih lagi.. baru kamu cukur
ya.. Mbak suka ini" katanya sambil terus mengocok
'adik'ku dengan tangannya
"Kamu nurut aja ya Vi.. jangan banyak gerak" suruhnya.
Aku mengangguk pasrah, Mbak Amy meludahi 'adik'ku dan
mengolesi 'adik'ku dengan tangannya. Matanya
terkonsentrasi pada juniorku dan sekali-sekali melihat
kearahku sambil tersenyum manis. Posisiku terlentang dan
Mbak Amy duduk persis disamping paha kiriku sementara
kedua tangannya sibuk memijat,mengelus dan mengocok
'adik'ku serta buah zakarku.

"Mbak Amy isep ya kontol kamu ini.. gede banget sih"
kata Mbak Amy sambil menurunkan kepalanya dan membuka
mulutnya.
Tampak kepala 'adik'ku masuk ke mulut Mbak Amy
"Ohh.. yyeess.. sshh" aku mengerang sementara lidah Mbak
Amy terlihat terus berputar diantara 'helm' dan bibirnya
yang masih berlipstick merah nyala
"Ohh.. mmbbaak.. yyeess.. enak banget" kataku setengah
berteriak..
"Mmpphh.. slluurrpp.. sshh.. mm.. mm" Mbak Amy hanya
bergumam dan terus menhisap dan mengocok 'adik'ku.
Sesekali batangku dimasukan full kedalam mulutnya
"Oohh.. yyeeaa.. yyess" teriakku keenakan.
Mbak Amy berhenti menghisap tapi tangannya terus
mengocok batangku.

"Kamu mau apalagi Vi? Mbak suka ama kontol kamu.. gimana
isepan Mbak?"
"Isep lagi Mbak.. isep lagi.. enak banget" jawabku.
Kembali Mbak Amy membasahi batangku dengan ludahnya dan
tangannya terus mengocok sambil dipelintir halus..
"sshh.. Oohh.. yyeeaahh.. eennaakk bbannnggett Mbak.
enak banget.. terus Mbak" desisku.
Mbak Amy terus melakukan aktiVitas tangannya dan matanya
terus melihat ekspresi mukaku yang keenakan
"Mbak isep lagi donngg.. jangan masa pake tangan aja..
ayo donk Mbak.. please" pintaku memohon.

Mbak Amy tersenyum melihat aku memohon tak berdaya, Mbak
Amy membungkuk dan mencium kuping kiriku
"KenapA Vi.. kamu mau apa? mau Mbak isep lagi?" bisiknya
"Isep donk Mbak isep lagi.. abis isepan mabk enak..
please dong Mbak.. please.. please" kataku memohon lagi.
Mbak Amy tersenyum dan mulai menghisap lagi. Kali ini
benar benar hot isapannya, kepalanya bergoyang kekiri
kanan dan naik turun berkali kali sementara tangannya
terus mengocok dan memutar di batangku
"Mbak aku mau keluarrrr.. aku mau keluar nih" kataku,
badanku mulai menegang.
Mbak Amy menghisap 'helm'ku dan lidahnya menari diantara
bibir dan 'helm'ku sementara tangannya terus memutar dan
mengocok batang 'adik'ku yang makin menegang keras.
"Oohh.. yyeess.. aarrgghh.. aahh.. aahh.. TERUS MBAK
ISEP TERUS.. Oohh.. yyeess.. aarrgghh" jeritku
"Keluarin Vi.. keluarin" katanya sambil kembali
menghisap 'adik'ku lagi.
"ccrreett.. ccrreett.. ccrreett..", air maniku keluar di
dalam mulut Mbak Amy, dan Mbak Amy terus menghisap.
Terasa aku menembak hampir 5 kali didalam mulut Mbak
Amy. Mbak Amy menelan air maniku dan membersihkan
sisanya dengan lidahnya.

Mbak Amy berjalan kekamar mandi dan balik lagi membawa
handuk kecil yang sudah dibasahi dengan air panas dan
membasuh 'adik'ku. Selesai membersihkan Mbak Amy mencium
'adik'ku dan mencium bibirku
"Kontol kamu enak Vi.. peju kamu banyak lagi.. Mbak suka
kontol kamu" katanya sambil mencium bibirku lagi
"Mbak tolong lepasin dong.. aku mau ke kamar mandi nih..
udah kebelet" pintaku.
Mbak Amy melepaskan tali kimono yang mengikatku dan aku
berdiri menuju kekamar mandi
"Cepet ya.. abis itu pake bajunya lagi.. ntar kamu masuk
angin lagi" suruhnya.

Aku mengambil kimono dan menuju kamar mandi, setelah
selesai tampak Mbak Amy sedang duduk di depan TV dan
sedang merokok. Tampak pakaiannya yang masih rapi dan
rambutnya yang disanggulnya pada waktu dilift masih
tertata rapi tidak ada sisa rambut yang terlepas dari
ikatannya dan sepatu hak tingginya yang masih melekat di
kakinya. Mbak Amy duduk menumpangkan kaki kanan ke kaki
kiri. Aku duduk disebelahnya dan mencium pipinya
"Makasih ya Mbak.. tadi enak banget deh.." kataku sambil
mencium pipinya lagi
"Ya udah kamu istirahat dulu.. aku mau ambil minum
dulu.. kamu mau minum apa? cointreau, jd atau apa?"
tanyanya sambil menuju muni bar yang berada di dekat
dapur
"Apa aja deh.. nanti juga aku minum" jawabku.

Mbak Amy kembali dengan dua gelas dan sebotol cointerau,
Mbak Amy menuangkan dan kita berdua meminumnya dengan
sekali minum. Mbak Amy hanya minum dua gelas sedangkan
aku minum beberapa gelas karena cointreau minuman
favoritku. Setengah pusing aku terus bercanda dan
ngobrol dengan Mbak Amy
"Mbak.. boleh ngga aku tanya?" tanyaku.
"Boleh aja.. kamu mau tanya apa ntar Mbak jawab"
"Suami Mbak kemana?" tanyaku penasaran..
"Khan lagi di Jepang udah 3 bulan, lagi ngurus kantor
cabang yang disana" jawabnya cepat.
"Oo.. ini apartementnya baru ya Mbak.. dulu khan belum
punya?" tanyaku lagi.
"Apartement ini aku 1 bulan lalu.. jadi ini masih baru..
baru sekarang aku perawanin" jawabnya sambil berdiri
mengembalikan botol minuman ke mini bar.

Aku mengikutinya dan memeluk pinggangnya serta mencium
lehernya
"Sshh.. mm.. sshh" desisnya.
Tanganku naik meraba buah dadanya, ternyata besar juga..
aku taksir sekitar 36b. Tanganku terus meraba dan
memijatnya perlahan
"sshh.. hhmmpphh.. yyeess.. terus Vi.. terus sayang..
Oohh.. remes sayang.. remes dong.. masa diraba doang
sih" bisiknya sambil mendesis menikmati pijatan
tanganku.
Aku mendorongnya menuju meja dapur dan membalik
tubuhnya, langsung aku lumat bibirnya dan Mbak Amy
membalasnya dengan penuh nafsu
"Ayo Vi.. sshh.. telanjangi aku Vi.. buat aku puas!
terserah mau kamu aja sayang.. sshh.. Oohh.. yess"
bisiknya sambil aku mencium telinganya.
Pikiran isengku timbul. Aku akan balas perlakuan Mbak
Amy tadi. Tangan Mbak Amy mengelus dan mengocok 'adik'ku
lagi yang sudah tegang
"Mbak tangannya aku iket ya" bisikku sambil meremas buah
dadanya
"Sshh.. mmpphh.. terserah kamu Vi.. layani aku ampe
puas.. sshh.. terserah kamu" jawabnya sambil turun
berlutut dan tangannya mengelus, mengocok 'adik'ku lalu
mengarahkan kemulutnya.

Aku melepas tali kimono dan mengikat kedua tangan Mbak
Amy dan menariknya ke karpet. Aku baringkan Mbak Amy
diatas karpet dan mengikat tangannya diatas kepala yang
aku ikat di kaki meja. Aku tidak mengikatnya terlalu
kencang tapi cukup untuk membuat Mbak Amy tak berkutik
"Oohh.. Vi.. kamu mau apain aku ini?" desahnya
"Tenang aja Mbak" jawabku sambil mencium bibirnya.
Aku mulai membuka kemejanya dan tampak bra hitam
menutupi buah dadanya yang putih, aku meremas dan mulai
menjilati leher lalu turun dan terus turun mencium
belahan dadanya yang putih
"Sshh.. Oohh.. sshh.. yyeess.. terus sayang.. teruuss..
buka behaku sayang.. bbuukkaa!" katanya setengah
berteriak.

Tapi aku acuh dan terus menciumi tubuhnya sambil aku
membuka semua kancing roknya. Tampak CD-nya yang
berwarna senada dengan bra-nya. Aku mencium CD-nya dan
menjilat CD-nya tepat diatas clitorisnya
"Aahh.. yyeess.. bbuukkaa aajjaa.. aayyoo doonngg Vi..
BUKA!" omelnya..
Tapi aku terus menjilati kaki kiri dan pindah ke kaki
kanan. Aku makin bernafsu melihat Mbak Amy terlentang
tidak berdaya dengan pakaian yang sudah terbuka dan rok
yang terbuka. Sengaja aku sisakan satu kancing agar
roknya masih menempel ditubuhnya. Kembali aku mencium
bibirnya
"Mmpphh.. sslluurrpp.. mm.. mm" desisnya menikmati, Mbak
Amy membalasnya dengan penuh nafsu. Aku jilati
kupingnya.
"Mbak kalo aku robek beha ama CD-nya ngga pa pa khan"
tanyaku sambil terus menjilati kupingnya sementara
tanganku mulai meremas buah dadanya yang kenyal dan
padat itu.

"Sshh.. aahh.. terserah kamu! terserah..! aahh.. remes
Vi.. terus" aku terus memijat buah dadanya dan
menciuminya dari balik bra-nya.
"Terserah kamu.. Oohh.. buukkaa ddoonnkk.. mau kamu
perkosa juga akk.. sshh.. Oohh aakkuu ppaassrrrahh koq"
jawabnya tidak teratur tercampur dengan rasa nikmat.
Tangan kiriku mulai meraba CD—nya yang sudah mulai basah
dengan cairan lendirnya. Aku usap aku mainkan
klitorisnya dari luar CD
"Buka donk ssaayyaannng.. sshh.. Mbak udah ngga tahan
nih.. sshh.. Oohh" desahnya
"Ayo donk say.. kasih kontol kamu kesini.. Mbak tau kamu
juga udah ngaceng banget.. aayyoo.. ddoonnnkk..
kkoonnttooll kkammuu.. Vi.. kkoonnttooll kkaammuu..
sshh.. aahh.. kasih Mbak isep kontol kamu donk" Mbak Amy
mulai meminta manja.

Aku sengaja hanya meraba, menjilat serta mencium buah
dada dan vaginanya tanpa menhiraukan perkataannya. Aku
berdiri dan duduk di sofa tepat disamping kanan Mbak
Amy.
"OVi.. OVi.. kamu mau kemana?" tanyanya dengan muka
kebingungan
"Aku mau minum ama ngerokok dulu Mbak" jawabku santai
sambil berjalan mengambil segelas cointreau dan es batu.
Aku duduk di samping Mbak Amy dan menyalakan rokok
"Kamu tega OVi ngebiarin Mbak nanggung kaya gini.. ayo
donk Vi.. terusin sayang.. terusin donk.. jangan gantung
kaya gini" pintanya memohon
"Tenang donk Mbak.. aku udah matiin rokok nih" jawabku
sambil mematikan rokok dan minum.

Aku melepaskan ikatan tali yang ada di kaki meja dan
membiarkan tangannya tetap terikat. Mbak Amy berdiri,
rambutnya masih tertata rapi.
"Mmm.. pinter juga rupanya Mbak Amy menata rambutnya
hingga tidak berantakan meski udah terlentang di atas
karpet cukup lama", pikirku
"Kamu jahil ya" katanya sambil menindihku dan mencium
bibirku dengan hot.
Aku memeluknya dan kita berdua berdiri dan berciuman.
Tangannya yang terikat mulai meremas dan mengocok
'adik'ku. Aku kembali duduk diatas sofa dan Mbak Amy
berlutut di hadapanku.
"Isep Mbak..! isep kontolku" perintahku sambil sedikit
menarik kepalanya mendekati 'adik'ku.
Tangan Mbak Amy trus mengocok sementara mulut dan
lidahnya terus menghisap dan menjilat
"Mm.. mm.. mm" desisnya menikmati 'adik'ku.
"Ohh.. yyeess.. terus Mbak.. isep kontolku" desisku.
Aku udah ngga tahan lagi, aku berdiri lalu menarik Mbak
Amy dan menghadapkan ke tembok
"Oohh yyeess..!" jeritnya.
Mbak Amy masih memakai sepatunya sehingga aku tidak
perlu terlalu menunduk untuk menciumnya. Dengan wajah
menghadap tembok aku mencium leher pundak dan memeluknya
dari belakang.

Aku meremas buah dadanya dan tanganku meraba vaginanya.
"Mmhhpp.. OovVii.. yyeess.. aahh.. terus sayang..
ngentot ama Mbak sayanngg..! Mbak udah ngga tahan lagi..
Oohh" desisnya.
Aku tarik bra-nya hingga lepas dan aku robek CD-nya.
"Oohh..! yyeeaahh" jeritnya.
Kubalik tubuhnya dan kucium buah dadanya
"Sshh.. aahh.. iisseepp ppuutiinnggnnyyaa.. iisseepp"
desahnya. sementara tangannya mendorong kepalaku kebawah
"Jilat.. JILAT memekku Vi.. aahh.. sshh.. Oohh" desahnya
keenakkan karena aku sudah menjilati clitorisnya dan
menumpangkan kaki kirinya kepundakku.
Aku terus menjilati vaginanya dan kumasukan lidahku
dalam-dalam
"Aahh.. yyeess.. tteerruuss.. yang dalem Vii.. Oohh..
yyeess.. aakuu uuddaahh mmauu klluuaarr nniihh.. aahh"
jeritnya sambil terus menekan kepalaku.
Terasa cairannya dilidahku dan aku terus menghisap dan
menjilat vaginanya.
"Oohh.. yyeess.. aahh.. aahh.. aku keluar Vii.. yyeess..
isep. ssaayy.. iisseepp.. tteerruuss.. Oohh.. aauucchh..
yyeess.. isseepp tterruuss mmemekku.. ahh..!"

Mbak Amy bergetar dan menggelinjang menikmati
jilatan-jilatan lidahku di vaginanya. Mbak Amy menarikku
berdiri dan mencium bibirku dengan hot
"Makasih ya Vi.. aku udah lama ngga ngentot kaya gini..
kamu nginep aja ya" pintanya
"Tapi aku khan ngga bawa baju ganti Mbak" jawabku.
"Ngga pa pa.. besok kita belanja baju buat kamu..
mumpung anakku lagi di rumah neneknya di Bandung"
balasnya.

Aku hanya tersenyum pasrah dan mengangguk mengiyakan.
Mbak Amy tersenyum dan langsung membalikkan tubuhnya dan
sekarang aku yang bersandar ketembok.
"Sekarang aku yang pegang kendali.. lepas taliku!"
perintahnya sambil melepas kimonoku.
Aku melepas ikatan tangannya dan Mbak Amy melepas
bajunya dan roknya yang memang masih menempel ditubuhnya
"Kamu sekarang duduk! dan jangan banyak tanya..!"
suruhnya.

Aku menurut dan duduk di sofa depan TV.. Mbak Amy
membuka kakiku dan berlutut ditengahnya
"Aku mau kontol kamu Vi" katanya manja.
Tangannya mulai meraba dan mengocok 'adik'ku yang sudah
tegang dari tadi. Mulutnya mulai menjilat dan menghisap
'adik'ku. Permainan ini dilakukan Mbak Amy cukup lama,
tampaknya Mbak Amy sangat menyenangi oral sex. Mbak Amy
berhenti dan mencium bibirku
"Sekarang aku kasih kamu pelajaran Vi.. Mbak mau kamu
ngentot ama Mbak sampai aku puaass..!" ujarnya.
Mbak Amy berdiri dan menaiki aku.. tangannya memegang
'adik'ku dan mengarahkan ke vaginanya.
"Oohh.. aku ingin ngerasain kontol kamu Vii"
"Iya Mbak aku juga ingin ngerasain ngentot ama Mbak"
kataku. Mbak Amy menekan badannya..
"Oohh.. yyeess.. KKOONNTTOOLL KKAAMMUU.. yyeess..!"
jeritnya.
"Kontol kamu enak banget sih.. Oohh yyess.. yyeess..
ffuuckk mmee.. ooVVVii..! pleassee.. ffuucckk" jeritnya
keenakan. Sementara aku juga merasa nikmat, vaginanya
yang agak basah menambah kenikmatanku. Sementara mulutku
dan tanganku meremas pantatnya dan tanganku yang satu
lagi meremas buah dadanya sambil mulutku menghisap dan
menjilat buah dadanya.
"Oohh.. yyeess.. VVii.. aakkuu.. mmaauu.. kkeell..
aahh.. eennaakk.. sshh.. aahh" desisnya nikmat
"Oohh yyeess.. Oohh.. goodd.. yes yes yes.. fuck me fuck
me" desahnya.
Aku melepaskan 'adik'ku dan dia membelalakkan mata
"Kenapa? kenapa Vi?" omelnya.

Aku menarik Mbak Amy berjalan ke arah dapur. Suara
sepatunya terdengar nyaring waktu kita berjalan kearah
dapur karena memang Mbak Amy belum melepas sepatu hak
tingginya. Aku mendorong Mbak Amy menghadap meja dapur
dan aku memeluknya dari belakang. Aku mendorong punggung
Mbak Amy sehingga Mbak Amy agak menungging
"Oohh.! OovVii.. kamu mau apain" belum selesai Mbak Amy
menyelesaikan kata-katanya, aku sudah menjilat
vaginanya.
Aku meregangkan kakinya sedikit sehingga memudahkan aku
menjilat serta memasukkan lidahku dalam-dalam
"Yyeess.. VVii.. tteerruuss.. aahh.. yyeess.. ter..
Oohh.. yyeeaa..!" desahannya tiba-tiba meninggi karena
aku dengan tanpa basa basi memasukan kepala 'adik'ku
sedikit kedalam vaginanya
"Oohh.. VVii.. masukin sayang.. masukin.. jangan
nanggung gitu.. Oohh.. sshh.. eennaakk.. Oohh..
yyeeaass.. entot aku.. entot aku Vi.. yess.. aak..
aakk!"
Aku membenamkan 'adik'ku semua ke dalam vaginanya.

"Yes Vi..! entot aku.. kamuu.. yyeess.. Oohh.. gitu
sayannngg.. yyeess.. kenceng dong.. yang kenceng..
dorong kontol kamu sayang.. aarrrgghh..!" jeritnya.
Aku mendorong pantatku tiba-tiba.. dan berulang kali aku
lakukan
"Ohh.. yyeeaahh.. oohh.. menttookk ssaayy.. shh.. aahh..
yyeeaa.. lagi say.. laaggii.. yes yes yes.. oohh..
yyeess..!" jeritnya sementara tangan Mbak Amy memegang
erat pinggir meja dapur.
Setelah bertempur beberapa lama dengan posisi doggy
style
"Mbak.. Mbak. aku mau keluar" jeritku..
"Bareng Vi.. bareng.. sshh.. aahh.. aahh.. Aku keluar..
ah ah ah yes.. oohh.. yyeeaahh..!" Mbak Amy menjerit
panjang dan terasa cairannya membasahi batang 'adik'ku.
Aku semakin kencang memompa Mbak Amy
"Mbak aku mau keluar.. AKKUU MAUU.. KKELLUUAARR..!"
jeritku.
Mbak Amy cepat-cepat membalikkan badan dan berlutut.

Tangannya mengocok 'adik'ku dengan lembut dan mulutnya
menelan abis batangku yang mengkilap terkena cairannya
"Oohh.. yyeeaahh.. yyeess..!" desahku..
Mbak Amy menghisap 'helm'ku serta lidahnya tampak
berputar menjilati 'helm'ku.
"Oohh.. mmpphh.. yyeeaa.. oohh.. Mmbbbaakk Aammyy"
tubuhku bergetar dan air maniku ditelan oleh Mbak Amy..
Mbak Amy masih menjilati 'adik'ku dan membersihkan sisa
air mani yang masih tersisa di bibir Mbak Amy tampak
sisa-sisa air maniku dan Mbak Amy membersihkannya dengan
tangannya dan menjilatinya. Tampaknya Mbak Amy memang
menikmati permainan sex ini.

Aku memeluk Mbak Amy dan mengambil kimonoku untuk
dipakainya, lalu aku duduk disofa sementara Mbak Amy
kekamar dan mengambil kimono baru untuk aku pakai. Mbak
Amy memberikan segelas air untukku dan untuknya juga
"Kamu pinter ya Vi.. udah sering ya kamu ngentot ama
perempuan?" tanyanya
"Belom.. paling ama pacarku aja" jawabku sambil mencium
keningnya.
Penampilan Mbak Amy tidak berubah dari tatanan rambutnya
kecuali sekarang hanya memakai kimono saja serta sepatu
yang belum dilepasnya.

Mbak Amy meletakkan gelas dan berlutut didepanku.. Mbak
Amy melepas ikatan rambutnya dan mengibaskanya sehingga
harum rambutnya tercium olehku. Mbak Amy memegang rambut
dengan tangannya dan menundukan kepala sementara
tangannya yang satu lagi memegang 'adik'ku lagi meremas
memijat dan mengelusnya
"Mbak ingin nyepong kontol kamu lagi Vi.. kontol kamu
enak sih" katanya sambil menundukan kepala dan menghisap
'adik'ku.
Setelah beberapa lama.. 'adik'ku tegang lagi dan rambut
Mbak Amy menyentuh perutku sementara Mbak Amy sibuk
menghisap dan menjilat, aku memegang dan mengelus kepala
Mbak Amy.

"Mm.. mm.. ohh.. Mbbbaakk..!" desahku.
Aku keluar lagi. Mbak Amy menelan air maniku lagi. Mbak
Amy tersenyum dan mencium bibirku. Lalu duduk dan
tiduran di pangkuanku
"OVi tolong ambilin telpon itu donk.. Mbak mau telp
kerumah" ujarnya.
Mbak Amy menelepon dan mengatakan bahwa malam ini akan
menginap di apartement. Setelah selesai menelepon, aku
dan Mbak Amy berpakaian dan pergi mencari makan diluar.
Mbak Amy menggunakan kain sarung bali warna merah dipadu
dengan t shirt warna putih dan aku menggunakan celana
pendek dan kaos. Aku menyetir mobil Mbak Amy menuju
kearah kebayoran.

Setelah selesai makan, kita kembali ke apartement,
didalam lift aku memeluk Mbak Amy dari belakang dan
'adik'ku menempel kepantat Mbak Amy. Mbak Amy dengan
sengaja menggesekan pantatnya ke 'adik'ku dan perlahan
tapi pasti punyaku kembali tegang.
"Koq ngaceng lagi kontol kamu?"
"Abis Mbak sih gesek-gesekin pake pantatnya" kataku
sambil mencubit pahanya.
Ketika Mbak Amy membuka pintu, langsun aku dorong masuk
dan aku tutup pintunya. Aku dorong Mbak Amy ketembok dan
aku cium bibirnya, Mbak Amy membalas dengan hot. Mbak
Amy mendorong aku dan melepaskan ciumannya dan berjalan
kearah kamar sambil menyanggul rambutnya yang panjang
seperti ibu-ibu pejabat. Mbak Amy sangat cekatan
menyanggul rambutnya karena memang Mbak Amy mempunyai
salon dan sanggar senam di Jakarta.

Aku dorong Mbak Amy keatas kasur dan terlentang aku
mengangkangi perutnya dan meremas buah dadanya, Mbak Amy
merogoh celanaku dan mengeluarkan 'adik'ku yang sudah
tegang dari tadi. Mbak Amy menyuruhku berdiri disamping
tempat tidur. Mbak Amy terus mengocok 'adik'ku dan
membuka celanaku. Mbak Amy berlutut dan kembali mengoral
'adik'ku.
"Mbak.. Oohh.. yyeess.. sshh.. yyeeaa" desahku sambil
sedikit mengelus rambut serta memainkan kepalanya
naik-turun.
Mbak Amy sangat menyenangi oral sex. Aku menarik Mbak
Amy berdiri, aku tidurkan diatas tempat tidur dan
menyuruh Mbak Amy membuka kaos dan bra-nya sementara aku
menarik tali kain balinya. Ternyata Mbak Amy memakai
g-string

"Masukin.. sayang.. aku udah gak tahan nih.. masukin
sayang.. please.. entot aku sayang" pintanya.
Aku mengesek-gesekan 'adik'ku di clitorisnya
"Sshh.. aahh.. masukin Vi.. sshh.. mmaasuukiin.. dong..
sshh.. aahh.. yyeess! ohh.. ohh.. pompa say.. oohh..
yyeess" desahnya berulang kali.
Aku membalikkan tubuhnya dan menjadikan posisi Mbak Amy
tengkurap. Aku renggangkan kakinya dan menusukkan
'adik'ku kedalam vaginanya.
"Ahh.. trus.. Vii.. aahh.. eennaakk.. bbaannggeett..
aacchh.. aacchh" desahnya.
Aku memiringkan posisi Mbak Amy sehingga kakinya rapat,
itu membuat 'adik'ku makin terjepit menambah kenikmatan
bagiku.
"ACH.. yyeess.. oohh.. cepet.. Vii.. yyaanngg..
kkeenncceengg say.. trus say.. aacchh.. iimm..
ccoommiinngg.. iimm.. ccoomm.. aacchh.. aahh.. yyeess"
jeritnya bersamaan engan cairan hangat menyiram batang
'adik'ku.

Aku menggenjotnya semakin cepat aku merasakan ingin
mencapai puncak..
".. Mmbaakk.. aakkuu.. jjuuggaa.. mmaauu keelluuaarr..!"
desahku.
Mbak Amy mendorong tubuhku dan membaringkan aku
terlentang. Mbak Amy menundukan kepala dan menghisap
menjilat serta tangannya mengocok dan memutar batang
'adik'ku dengan cepat.
"Aahh.. aacchh.. mmpphh.. mmhh.. yyeess.. Oohh" desahku
sambil menjambak rambutnya dan membuka ikatan rambutnya
sehingga tergerai lepas. Rambutnya yang wangi mengenai
perutku sementara Mbak Amy terus mengoral 'adik'ku. Mbak
Amy membetulkan rambutnya yang berantakan sehingga
menggangu aktivitasnya mengoral.
"Kenapa dilepas sih rambut Mbak.. khan nge-gangu
jadinya" katanya sambil bagian tengah tubuhnya terus
memutar dan mengocok 'adik'ku.

Mbak Amy mengikat lagi rambutnya dan mengoral aku lagi
"Oohh.. sshh.. yyeess.. trus Mbak.. trus Mbak.. eenakk..
sshh.. yyeeaahh.. kocok Mbak.. kocok yang cepet..!"
desahku.
Batang 'adik'ku menegang dan cret.. cret.. cret.. cret
"Aahh.. mm.. yyeess.. hhppmmhh" jeritku.
Mbak Amy terus mengulum, menelan airmaniku dan menjilati
batangku dari air maniku yang tersisa.. Mbak Amy
tersenyum dan kembali mencium bibirku, lalu Mbak Amy
memakai kain balinya lagi sebatas dada dan mengajak
tidur.

Aku bangun pukul 10 esok harinya dan tampak Mbak Amy
sudah mandi dan mengenakan rok mini cream dan kemeja
warna putih dan rambutnya tersanggul rapi. Tampak
beberapa perhiasan mahal menempel di lehernya dan
telinganya
"Udah kamu mandi sana.. kita ke plaza cari baju buat
kamu" katanya
"Bentar lagi ya.. aku mau minum dulu" jawabku sambil
mencium bibirnya.
Mbak Amy memberikan kopi hangat dan mencium keningku.
"Kamu buat Mbak puas semalam Vi" katanya sambil duduk
disebelahku.
"Enak ya.. ampe merem melek gitu" godaku.. Mbak Amy
mencubit pinggangku.
Jam 11 kita berdua ke mall di jakarta pusat. Mbak Amy
membelikan aku beberapa potong pakaian serta satu celana
jeans, yang mungkin aku bisa beli jika aku sudah
bekerja.

Mbak Amy menerima telp dari temannya
"Oke. bawa aja.. nanti aku bayar cash.. sampai nanti
sore ya" katanya membalas omongan temannya.
Setelah makan dan Mbak Amy membeli mainan untuk anaknya,
Mbak Amy mengajak aku pulang karena dia suda ada janji
dengan temannya. Sampainya di apartemen Mbak Amy mandi
dan aku menonton acara TV..
"Ting tong.. ting tong.." bel apartementnya berbunyi,
aku membuka pintu.
Tampak seorang wanita dengan membawa tas kecil dan tas
make up berdiri di depan pintu.

"Sore.. Amy ada?" tanyanya
"Oh ada.. tapi lagi mandi.. masuk aja" ujarku sambil
mempersilahkan masuk
"Tia" katanya memperkenalkan diri
"Ovi.. silahkan duduk deh Mbak" balasku dan
mempersilahkan duduk.
Aku mengetuk pintu kamar dan memberitahu Mbak Amy kalo
ada temannya datang
"Temenin dulu deh Vi.. aku lagi dandan nih" sahutnya.
Aku menemani Mbak Tia sambil mengobrol. Aku perhatikan
Mbak Tia ini berumur kira-kira sama dengan Mbak Amy.
Wajahnya biasa saja tingginya kira-kira 160cm rambut
sebahu berwarna agak kecoklatan memakai kacamata hitam
yang difungsikan sebagai bando diatas kepalanya.

Kulitnya putih dan buah dadanya tidak terlalu besar dan
badannya padat berisi.
"OVi.. kamu mandi sana.. biar ngga apek baunya" suruhnya
sambil menepuk bahuku.
Mbak Amy menggunakan kimono hitam dan membiarkan rambut
lurusnya tergerai.
"Iya.. emang aku juga mau mandi.. abis Mbak mandinya
lama banget" balasku sambil berdiri.
"Cerewet kamu.. Sana mandi.. gantinya udah Mbak siapin
iatas tempat tidur ya.. Vi..!" omelnya sambil menepuk
pantatku.
Aku meledeknya dan Mbak Amy melempar kotak rokok
kearahku. Aku jalan ke kamar mandi. Selesai mandi aku
menggunakan kimono biru serta CD karena hanya itu yang
ditaruh olehnya diatas tempat tidur.

Setelah merapikan diri aku keluar dan Mbak Amy sedang
mencoba beberapa perhiasan. oo.. ternyata Mbak Tia
sedang menawarkan perhiasan untuk Mbak Amy.
"Vi.. tolong dong pasangin kaitnya" pintanya, aku
berlutut dibelakang Mbak Amy dan memasang kait kalungnya
"Gimana Vi.. bagus ngga?" tanyanya meminta pendapat
"Bagus Mbak.. ya khan Mbak Tia" jawabku sambil berdiri.
Aku memperhatikan Mbak Tia, dia memakai celana hipster
warna pink dan tank top kerah v warna merah.. serta
selop warna hitam senada dengan tasnya. Tampak belahan
buah dadanya yang putih membuat 'adik'ku sedikit
memberontak.

Aku duduk di belakang sofa mereka dengan menarik kursi
meja makan. Aku memperhatikan mereka mengobrol dan
sesekali menimpali obrolan mereka. Mbak Tia ini orangnya
supel sehingga kita bertiga cepat akrab. Mbak Amy
meminta aku mengambil minuman.. aku menuangkan 3 gelas
cointreau dan agak banyak ke gelas Mbak Tia..
"Bawa ama botolnya aja Vii.. Mbak Tia ini juga doyan
minum koq" pintanya.
Aku membawa tiga gelas serta es batu. Aku menuangkan
minuman kegelas mereka. Setelah minum beberapa gelas,
tangan Mbak Amy masuk kebalik kimono dan mengelus
'adik'ku sehingga tegang dan keras. Mbak Amy melirik dan
tersenyum sambil terus mengobrol tentang perhiasan
dengan Mbak Tia.

Mbak Tia tidak memperhatikan yang dilakukan oleh Mbak
Amy terhadapku. Mbak Amy menarik sedikit CD-ku dan
mengelus batangku dengan lembut. Tampak Mbak Tia melihat
apa yang dilakukan Mbak Amy tanpa Mbak Amy menyadari
kalo Mbak Tia tahu apa yang dilakukan oleh Mbak Amy
terhadapku. Aku duduk menyandar tanpa menyuruh tangan
Mbak Amy berhenti mengelus batang.. Tangan Mbak Amy
mengisyaratkan agar aku membuka CD-ku dan matanya
melirik, agar aku menyimpan CD-ku di kantong kimono. Aku
membuka CD-ku dan menyimpan di kantong, Mbak Amy
mengocok halus batangku sementara Mbak Tia mencuri
pandang kearah selangkanganku. Mbak Tia tersenyum
melihatku pasrah dan aku juga tersenyum kearahnya.

Sementara mereka mengobrol sambil minum beberapa gelas
lagi, tangan Mbak Amy terus aktif mengocok halus
batangku, aku hanya bisa menahan nafas atau merem melek
menikmati pijatan dan kocokan tangan Mbak Amy. Mbak Tia
terus mencuri pandang dan kimonoku tersingkap sehingga
terlihat jelas tanan Mbak Amy yang sedang mengocok
batangku. Mbak Amy tidak menyadari hal itu karena udah
sedikit mabuk. Mereka berdua terus mengobrol soal arisan
dll. Tapi mata Mbak Tia lebih sering melirik kebelakang.
Aku berdiri tapi Mbak Amy tidak melepas kocokan
tangannya. Aku membiarkan kimonoku terbuka sehingga Mbak
Tia dapat melihat jelas apa yang dilakukan Mbak Amy.

Mbak Amy tidak menyadari hal itu karena sudah minum
terlalu banyak. Aku elus rambut Mbak Amy dan Mbak Amy
secara tidak sadar menolehkan kepalanya dan menjilat
kepala 'adik'ku
"Mbak.. sshh.. mm" desahku.
Mbak Amy terus menjilat dan mulai menghisap 'helm'ku..
Mbak Tia melihat jelas apa yang Mbak Amy lakukan dan aku
menarik tangan Mbak Tia.. Mbak Tia menggeser duduknya.
Aku berjalan kedepan Mbak Amy.. tanpa Mbak Amy melepas
tangannya dari batangku. Aku sudah berdiri didepan Mbak
Amy dan Mbak Tia sementara Mbak Amy kembali menjilat,
mengocok, serta menghisap batang kejantannanku.

"Mbak.. kamu dilihatin Mbak Tia tuh.. sshh.. aahh"
kataku sambil mendesah.
"Tia.. nih buat kamu" ujarnya.
Aku menarik Mbak Tia sehingga berlutut didepanku dan
Mbak Amy duduk dibelakangnya. Aku menunduk dan mencium
bibir Mbak Tia dan Mbak Tia tidak menolak.. kami
berciuman cukup lama.. sementara tangan Mbak Tia
mengelus batangku dan mengocoknya pelan.. sementara Mbak
Amy tampak meremas buah dada Mbak Tia.. sambil mencium
telinganya
"Ini buat kamu Tia.. isep kontolnya.. aku mau nonton
kalian lagi ngentot" bisiknya.

".. sshh.. mmhh.. yyeess.. hhmm.." desah Mbak Tia sambil
mengangguk.
Sementara aku meminta Mbak Tia untuk berdiri. Tank top
Mbak Tia sudah dibuka oleh Mbak Amy sehingga hanya bra
warna merah tua. aku berlutut didepannya dan berciuman
dengan Mbak Amy.. Mbak Amy berlutut disampingku. Mbak
Amy membuka kancing celana Mbak Tia dan aku menurunkan
retsleting celananya. Aku melepas celana Mbak Tia dan
melemparnya entah kemana. Mbak Tia hanya tinggal
menggunakan bra dan g-string dengan warna senada.

Aku berdiri dan meminta Mbak Amy untuk duduk disofa..
aku berciuman dan mencium telinganya"sshh.. mm..
mm"desahnya sementara tanganku memeras payudaranya yang
berukuran kira-kira 34b
"Yyaa.. mmpphh.. tterruuss Vii" desahnya sambil
tangannya mengocok batangku
"Kontol kamu gede ya.. aku suka Vi.. aku mau" katanya
sementara tangan kirinya memeluk leherku.
Kita berciuman lalu Mbak Tia berlutut dan mencium
batangku.. aku melirik Mbak Amy dan dia hanya tersenyum
melihatku. Akupun balas tersenyum. Mbak Tia menjilat dan
menghisap batangku dan lidahnya tidak kalah lincah
menari menjilati serta melumuri batangku dengan
ludahnya.


Aku duduk disebelah Mbak Amy dan Mbak Tia terus
menghisap batangku tanpa menghiraukan keberadaan Mbak
Amy. Tangan kanannya terus mengocok batangku sementara
mulutnya menghisap 'helm'ku dan lidahnya menari
menjilati 'helm'ku juga. Kepala Mbak Tia terus naik
turun menghisap menjilat dan mengulum batang
kejantananku..
"Sshh.. ohh.. yyeess.. Mmbbbaakk" desahku sambil
mengelus rambut Mbak Tia dan tangan kananku meremas
payudara Mbak Amy yang duduk menghadap kearah kita.
"Sshh.. ohh" desahku dan menarik Mbak Amy dan berciuman.
Sementara aku berciuman dengan Mbak Amy dan Mbak Tia
masih sibuk mengoral aku.. birahiku memuncak dan
cairanku sudah mencapai ujung.

"Mmhh.. mmhh.. mphh" jeritku tertahan oleh Mbak Amy yang
memelukku dan terus mencium bibirku.
"Aahh.. yyeeaa.. ohh.. aacchh" jeritku setelah Mbak Amy
melepas ciumannya.
Mbak Tia terus menelan dan menghisap penisku. Mbak Tia
menelan semua air maniku, Mbak Tia tersenyum dan mencium
telingaku
"Kontol kamu enak Vi.. aku suka.. ngentot sama Mbak
donk.. Mbak ingin nih" bisiknya meminta.
Aku tersenyum dan mengangguk. Aku menuju kamar mandi
membersihkan penisku dan kembali ke depan TV.

"Amy loe gila ya.. bikin gue horny aja.. baru kali ini
lho gue nyeponk depan teman gue" kata Mbak Tia.
"Ya salah loe sendiri kenapa horny?" balas Mbak Amy
"Gimana gak horny ngeliat loe megang kontol sambil
dikocok depan gue.. pasti loe gak sadar deh" sergah Mbak
Tia
".. kepala gue pusing banget ampe gak sadar klo loe
ngeliatin gue.. ha.. ha.. ha.. jadi malu gue" katanya
sambil tertawa.
"Masa loe nggak sadar kalo kimononya kebuka.. trus Ovi
berdiri depan loe.. loe-nya maen nyeponk aja lagi depan
gue.. sinting loe ya..!" balas Mbak Tia.
"Ahh.. tapi loe pengen khan.. OVi.! Sini donk jangan
berdiri disitu aja" balasnya dan memanggilku.

Aku duduk diantara Mbak Tia dan Mbak Amy sementara Mbak
Amy mengelus batangku lagi dan aku mencium bibir Mbak
Tia
".. mm.. mm.. makasih ya Mbak.. isepan Mbak enak lho..
gak kalah ama Mbak Amy" ujarku sedikit memuji Mbak Tia.
".. mm.. bisa aja kamu Vii" balasnya.
Mbak Amy terus mengelus batang penisku. Kejantananku
mulai tegang dan Mbak Amy menjilat dan mengocoknya
pelan. Aku meremas payudara Mbak Tia dan membuka
bra-nya, aku remas dan hisap kedua payudaranya
"Sshh.. trus.. Vii.. iisseepp yaa.. sshh" desahnya
nikmat.
Sementara aku menghisap payudara Mbak Tia, Mbak Amy
menghisap penisku.

Aku menarik turun CD Mbak Tia dan meraba vaginanya
"Shh.. yyeess" desisnya sambil aku mainkan clitorisnya
dengan jariku.
"Oohh.. Vii.. eehhmm.. mmpphh.. jilat.. Vii.. jilat..!"
desahnya nikmat.
Mbak Tia berdiri dan mengangkangi kepalaku
"Jilat Vi.. jilat memekku.. Oohh.. mhh" jeritnya
tertahan saat aku menjilat dan mengulum clitorisnya
sementara Mbak Amy masih mengoral aku dan tangan kirinya
menggosok vaginanya sendiri.
Aku meminta Mbak Amy berhenti dan aku berdiri, lalu
meminta MbakTia berlutut diatas karpet dan menghadap
sofa. Aku berlutut di belakangnya dan menggesekkan
penisku ke vaginannya
"Sshh.. Ovii.. mmaassuukkiinn ssaayy.. mmaass.. aahh..
sshh.. yyeess..!" jeritnya saat penisku memasuki
vaginanya yang sudah basah karena jilatanku ditambah
penisku yang sudah basah karena ludah Mbak Amy yang
sejak tadi mengoralku.

"Sshh.. ach.. ach.. aacchh.. teruss.. aacchh.. teruss
say.. fucckk.. mmee.. aacchh.. yyeeaah.. tthhaattss..
ggoodd.. ffuuckk.. mmee" desahnya sambil kedua tangannya
meremas sandaran sofa.
Aku menggenjot Mbak Tia dengan ritme teratur.
Mbak Tia menikmati posisi itu. Setelah beberapa lama
dengan doggy style
".. aahh.. aakkuu.. kkeelluuaarr.. ohh.. ohh.. aacchh..
yyeess.. I AM CUMMING!" jeritnya menikmati dirinya
mencapai klimaks sementara penisku terasa dipijat dan
diremas-remas oleh vaginanya yang mengeluarkan cairan
hangat dan menyiram batang penisku.

Tampak Mbak Amy duduk menghadap kita berdua sambil
meraba dan melakukan masturbasi. Keadaan ini membuatku
semakin bersemangat menggenjot Mbak Tia dan meminta Mbak
Tia untuk merubah posisi. Aku mendudukan Mbak Tia dimeja
makan dan aku berada didepannya, Mbak Tia terlentang
diatas meja makan aku mengangkat kedua kakinya dan aku
taruh di pundakku.. posisi ini membuat penisku langsung
menghadap vagina Mbak Tia. Kumasukan batang kejantananku
dan aku menggenjot Mbak Tia lagi.

"Shh.. aahh.. yyeess.. kluarin.. Vii.. kklluuaarriinn..
ach. ach.. yyeeahh" desahnya nikmat.
Sementara tanganku meremas dan kedua payudaranya.. kedua
tangan Mbak Tia mencengkeram pinggir meja makan dan..
".. Oohh.. vVii.. aammppuunn.. aakkuu.. ggaakk..
kkuuatt.. ppleeaassee.. ssaayy.. pplleeaassee.. ACH..
ACH.. ACH..!" jeritnya menikmati klimaks untuk kedua
kalinya, aku menggenjotnya semakin kencang
"MBAK TIA..! aku mauu.. kluuaarr.. aahh.. aahh" jeritku
tertahan.
Mbak Tia buru-buru turun dari meja dan berlutut
menghisap penisku dan tangannya mengocok dan memutar
cepat batangku.
"Cret.. cret.. cret.. cret.. cret..", ketika aku klimaks
Mbak Tia membuka mulut dan memperlihatkan airmaniku
ditampung diatas lidahnya lalu ditelan habis air maniku.

Mbak Tia berdiri dan menciumku
"Makasih ya Vii.. kontol kamu enak banget" bisiknya.
Sementara Mbak Amy masih mengusap dan memasukan jarinya
ke vaginanya aku menghampiri dan menciumnya, kedua
tangannya memelukku dan vaginanya masih terbuka..
penisku yang setengah tegang aku dorong masuk ke
vaginanya.
"Oohh.. Ovii.. kamu nakal.. " jeritnya nikmat ketika aku
menyodok vaginanya dengan penisku
"Entot aku Vii.. entot.. aku.. ach.. ach" desisnya.

"Cepet say.. cepet say.. aku.. kluar.. aakkuu.. aahh..
aahh..!" jeritnya, badannya bergetar mencapai klimaks.
Aku menggenjot Mbak Amy lagi dan, "Aahh.. Mbaak..!"
jeritku.
Buru-buru aku mencabut penisku dan Mbak Amy menghisap
penisku. Aku klimaks lagi.. dan seperti biasa Mbak amy
menelan seluruh air maniku. Mbak Tia terduduk memandangi
aku dan tersenyum. Setelah itu aku mandi dan mengganti
baju dikamar. Dari kamar Mbak Amy yang pintunya tidak
aku tutup, aku mendengar pembicaraan mereka.

"Wah.. Amy gila bener loe.. masa gue ngentot ditonton
ama loe sich" kata Mbak Tia.
"Nah loe juga ngeliat gue ngentot.. sama aja lagi saling
menonton" balas Mbak Amy lalu mereka tertawa berdua.
"Gila.. juga gue mau ngentot depan teman gue sendiri"
kata Mbak Tia.
"Tapi gak pa pa lah.. buat sekali kali.. cari sensasi..
daripada ama suami sendiri.. bosennn.. gayanya gitu-gitu
aja" Mbak Amy membalas..
"Tapi jujur lho.. baru kali ini gue ngentot ama orang
laen selain suami gue.. ditonton lagi ama loe" kata Mbak
Tia lagi
"Amy.. loe kenal dimana sih ama Ovi?" tanyanya lagi.
"Ovi itu dulu.. cowonya asisten gue.. jadi gue kenal dan
dia sering jemput cewenya" jawab Mbak Amy.

Aku keluar dari kamar dan Mbak Tia sudah memakai bra dan
CD-nya kimono yang aku pakai tadi. Aku keluar menenakan
celana pendek dan kaos t shirt. Sementara baju Mbak Tia
masih berserakan dilantai. Mbak Tia melipatnya dan
ditaruh disamping tasnya. Mbak Amy masih mengenakan
kimononya dan menelepon Pizza Hut dan tidak lama
kemudian datang. Kami bertiga makan sambil tertawa dan
mengobrol. Pukul 23. 00 Mbak Tia pamit pulang dengan
diantar aku dan Mbak Amy karena Mbak Tia memang tidak
membawa mobil. Rumah Mbak Tia yang terletak di kawasan
Kalibata. Setelah mengantar Mbak Tia, aku dan Mbak Amy
kembali ke apartement. Dalam perjalanan pulang Mbak Amy
tidur, kain balinya tersingkap dan tampak pahanya yang
mulus, tanganku mengelus pahanya hingga menyentuh
pangkal pahanya.

Mobilnya yang bertransmisi automatic dan berkaca film
gelap sangat menguntungkanku, sehingga aktivitas didalam
mobil ngga keliatan dari luar
".. mm.. Vii.. aahh.. jangan jail gitu dong.. Mbak
ngantuk nih" katanya tanpa menolak tanganku yang terus
meraba dan mengelus pahanya.
Tanganku terus meraba dan menyentuh CD-nya.. tanganku
mulai menyelinap dibalik CD-nya dan mengusap rambut
halus vaginanya. Mbak Amy sedikit meregangkan kakinya
sehingga memudahkan jariku untuk memainkan clitorisnya.
"Sshh.. mm.. sshh" desisnya dengan mata masih tertutup..
Mbak Amy memiringkan badannya dan merebahkan kursinya
sehingga posisi Mbak Amy terlentang

Tanganku terus aktif memainkan clitorisnya dan sesekali
memasukan jariku kedalam vaginannya
"Aahh.. sshh.. ach.. ach.. trus.. Vii.. sshh.. yyeess..
trus.. say" desahnya menikmati permainan jariku di
vaginanya
"Jangan dilepas.. Vii.. Oohh.. yyeess.. yang dalem Vii..
dalem Vii.. puter jari kamu.. sshh.. aahh" desahnya
keenakan.
Aku melepas jariku dan menutup roknya ketika aku hendak
membayar tol dalam kota. Kembali aku melakukan aktiVitas
tanganku setelah membayar tol.. aku memasukan dua jariku
dan memutar dan mengocok vaginanya. Mbak Amy duduk dan
menghadapku dengan mengangkangkan kakinya sehingga
memudahkanku melakukan gerakan tangan dan jariku.

".. mmpphh.. yyeess.. vVii.. ini dimannn.. yyeess..
ohh.. truss.. sayy" desahnya.
"Jalan tol dalam kota Mbak" jawabku sambil terus
menyetir dan menyodok nyodok vaginanya dengan kedua
jariku.
Kedua tangannya diangkat keatas dan memegang pegangan
tangan diatas jendela, rambutnya yang panjang dan lurus
menutupi kedua payudaranya.
"Mbak.. buka donk bajunya" pintaku.
Mbak Amy membuka t shirtnya dan tampak bra warna hitam
menutupi payudaranya yang besar dan kenyal. Mbak Amy
membetulkan rambutnya sehingga seluruhnya menutupi
payudara kirinya.. sementara kedua tangannya tetap
memegang pegangan yang ada diatas jendela. Aku terus
mengocok dan mengocok vagina Mbak Amy.. Mbak Amy terus
mendesah dan menjerit keenakan.
"Ahh.. aahh.. VVii.. Akk.. iimm.. ccummiinngg.. iimm.
ccummiinngg..!" desahnya setengah menjerit.
Aku semakin kencang memompa vaginanya..
"Ahh.. yyeess.. Vii" jeritnya.
Terasa di jariku vaginanya berdenyut dan cairan hangat
menyelimuti jariku. setelah itu aku menarik jariku dan
menyuruh Mbak Amy membersihkan jariku dengan mulutnya..
Mbak Amy menjilati dan menghisap jariku yang penuh
dengan cairannya. Sesudah itu Mbak Amy mengeringkan
jari-jariku dengan tissue.

Tangan Mbak Amy mulai mengelus penisku yang sudah
tegang.. dan menarik celanaku turun sampai lutut"Lho..
Vii.. kamu cukur abis ya bulu kamu?" tanyanya sambil
mengocok batang penisku
"Iya.. tadi pas lagi mandi aku cukur ampe botak.. he he"
jawabku.
Mbak Amy hanya tersenyum mendengar jawabanku dan
menjilat ujung penisku dan mulutnya mulai menghisap
penisku
".. sshh.. ohh.. mmpphh.. yyeess" desahku.
Tangan kananku memegang setir dan tangan kiriku mengelus
kepalanya dan memegang rambutnya serta sesekali
menjaMbak rambutnya. Mbak Amy terus menghisap melumuri
batang penisku dengan ludahnya dan mengocok cepat
"Oohh.. mmpphh.. yyeess.. Oohh.. aarrgffhh" aku
mengerang keenakan
Setelah beberapa lama birahiku memuncak dan muncratlah
airmaniku kedalam mulutnya dan seperti biasa Mbak Amy
menelan semua air maniku.

Mbak Amy membersihkan batang penisku dan menaikkan
celanaku lagi.. aku tersenyum dan mencium bibir Mbak Amy
"Makasih ya Mbak.. aku suka banget diisep ama Mbak..
abis enak banget sih" kataku memuji Mbak Amy.
"Ah masaa.. enak mana ama sepongannya Mbak Tia?"
jawabnya penasaran.
"Mm.. dua-duanya sama enaknya.. pokoknya.. siippllaahh"
jawabku sekenanya.
HP Mbak Amy berbunyi, "Kenapa Tia.. aku lagi otw
kerumah.. lagi di Semanggi sekarang" kata Mbak Amy,
rupanya Mbak Tia yang menelepon
"Nih.. Mbak Tia mau ngomong ama kamu Vii" katanya sambil
menyalakan speaker phonenya, sehingga kita dapat ngobrol
bertiga
"Halo.. kenapa Mbak?" tanyaku
"Ngga aku ingin tau lagi ngapain sih loe berdua?"
balasnya
"Aku abis dipake ama Ovi" sahut Mbak Amy
"Hahh.. dalam mobil?" tanyanya keheranan.
"Iya.. abis itu gue nyeponk Ovi.. gue abisin pejunya
tadi.. Tia loe mesti coba didalam mobil" sahut Mbak Amy
lagi.

"Amy.. loe sisain donk buat gue.. OVi" sahut Mbak Tia
dan memanggilku..
"Kenapa Mbak?" jawabku
"Kamu jangan kasih Mbak Amy lagi.. sisain buat Mbak
donk.. Mbak ingin lagi nih.. udah dulu ya" balasnya
"Oke.. daa" balas kita berbarengan sambil tersenyum dan
berciuman lagi.
Kita berdua kembali ke apartement dan langsung tidur.
Aku bangun jam 10 dan Mbak Amy sudah mandi dan
berpakaian. Mbak Amy menyiapkan sarapan dan memberi aku
roti isi daging ham, 4 telor setengah mateng yang
ditaruh dakam satu gelas, madu dan vitamin. Setelah
selesai sarapan aku mandi, sementara Mbak Amy sudah
selesai berdandan dan berpakaian rapih. Aku lantas
berpakaian dan duduk di depan TV.

Mbak Amy menggenakan rok panjang warna cream, kemeja
putih bermotif bunga, sepatu putih dan rambutnya
disanggul modern seperti pramugari-pramugari pesawat.
Dilehernya tampak kalung yang baru dibelinya dan
sepasang anting senada dengan kalungnya. Hari ini Mbak
Amy tampak sexy dengan lipstick merah di bibirnya
"Mau kemana Mbak.. rapih amat.. mau ke café pagi-pagi
ya?" tanyaku menggoda.
Mbak Amy melemparku dengan tissue
"Aku mau pergi.. tapi kemana ya? aku tuh sekarang lagi
mikir mau kemana" jawabnya sambil berdiri dan berjalan
ke dapur sambil menepuk pantatku.

Akupun balas dengan meremas kecil pantatnya. Mbak Amy
membereskan piring sisa makan, aku memeluk Mbak Amy dari
belakang dan mencium lehernya yang jenjang. Aku
mengangkat roknya dan menurunkan celanaku. kegesekan
penisku yang sudah tegang kepantatnya.
".. Ovi.. jangan sekarang dong" katanya tapi membiarkan
aku untuk tetap melakukan.
Aku terus menggesekan penisku dan aku turunkan CD-nya,
aku gesekan kepala penisku di vaginanya. dan terus aku
lakukan selama beberapa menit
".. sshh.. sshh.. mm" desisnya sementara vaginanya sudah
basah karena rangsanganku.

Aku masukan penisku perlahan kedalam vaginanya
".. ach.. ach.. sshh.. yyeess.. ohh.. mmpphh.. ach..
achh.. aacchh" desahnya berkali-kali, aku terus memompa
vaginanya. Setelah beberapa lama dalam posisi doggy
style.
"aahh.. ahh.. aacchh.. aku keelluuaarr..!" jeritnya dan
cairannya membasahi batang penisku.
Aku makin semangat memompa Mbak Amy dan cret.. cret..
cret.. cret.. aku menyemprotkan airmaniku di vagina Mbak
Amy. Mbak Amy dan aku membereskan pakaian dan Mbak Amy
mengantar aku pulang karena Mbak Amy akan menjemput
anaknya di stasiun kereta. Dan kita berjanji untuk
saling telp.

Sampai sekarang aku masih berhubungan dengan Mbak Amy
dan Mbak Tia, terkadang kita bertemu di plaza Senayan
untuk nonton atau sekedar makan siang. Mbak Tia yang
lebih sering berhubungan karena suami Mbak Amy sedang
berada di Jakarta. Mbak Tia sering meminjam apartement
Mbak Amy untuk bertemu aku dan 'ML' seharian. Demikian
cerita yang pernah aku alami

No comments: