Sunday, May 6, 2007

KOS FENNY

Aku pria berumur 22 tahun, kuliah disalah satu
universitas di Jakarta. Sebut saja namaku Aldi. Dalam
berpacaran aku sudah cukup berpengalaman. Tapi dalam
soal seks aku masih pemula. Aku hanya melakukan sebatas
pinggang ke atas. Setidaknya aku pernah melihat payudara
cewek secara langsung. Aku melakukan terhadap cewekku
yang terakhir. Pada cewek-cewekku sebelumnya aku tidak
berani melakukannya, bahkan ciuman sekalipun. Mungkin
suasana yang kurang mendukung. Cewekku yang terakhir
inilah, aku melakukan ciuman bibir bahkan hampir
melakukan hubungan seks. Itulah yang terjadi sebelum aku
mengenal Fenny dan melakukan hubungan seks.

Begini ceritanya, dua bulan setelah jadian aku bertanya
padanya sebut saja namanya Sisi. "Bolehkah aku mencium
kamu.." Sisi diam sesaat kemudian menganggukkan
kepalanya tanda setuju, tapi sebelum itu Sisi berkata,
"Lain kali jangan tanya karena aku malu untuk
menjawabnya.." Aku pun mengiyakan. Dengan posisi berdiri
kurangkul dia dan mencium bibirnya, karena baru pertama
kali, aku gemetaran dan hanya menempelkan bibirku ke
bibirnya selama 1 detik.

Tiga bulan setelah jadian aku pun melakukan french kiss
yang dahsyat sekali. Selama 2 bulan aku hanya melakukan
ciuman tersebut. Memasuki bulan ke-5 setelah jadian, aku
kembali melakukan french kiss tapi kali ini tanganku
mulai jahil berusaha menyusup di balik kaos Sisi, Sisi
berusaha untuk menghindar dan aku pun tidak berusaha
untuk melanjutkannya. Ciuman kami makin dahsyat, aku
tidak lagi menciumi bibirnya melainkan ke lehernya terus
menciumi dan sesekali menjilatinya. Sisi mendesah
panjang. Keringat mulai mengucur di wajah kami. Kembali
aku meyusupkan tanganku ke balik kaosnya, kali ini Sisi
diam saja. Jemari tanganku mulai menyentuh perutnya yang
ramping terus menjalar ke atas, akhirnya aku menyentuh
payudaranya yang padat berisi dan masih terbalut BH. Aku
pun belum merasa puas, jemari tanganku berusaha membuka
kaitan BH-nya. "Berhasil," batinku. Kaitan BH terlepas.
Aku menghentikan aktifitasku dan melepaskan pakaianku
sehingga aku telanjang dada di hadapan Sisi.

Kemudian aku melepas juga pakaian Sisi. Sisi agak
menolak, entah kenapa Sisi akhirnya membiarkan saja aku
melepaskan pakaiannya. Mulailah kelihatan payudara Sisi
yang putih bersih dengan BH-nya yang agak melorot ke
bawah karena kaitannya sudah lepas dan aku pun
melepaskannya dari tubuh Sisi. Karena malu, Sisi
menutupi payudaranya dengan telapak tangannya. Dibalik
celanaku, batang kejantananku ingin keluar dari
sarangnya karena sudah tegak berdiri dari tadi.

Aku merentangkan kedua tangan Sisi, maka terlihat
jelaslah 2 bukit yang indah yang dihiasi 2 putingnya
yang berwarna coklat. Aku pun melumat salah satu puting
tersebut ke dalam mulutku, tidak lupa salah satu
tanganku menyentuh payudaranya yang menganggur. Sisi
tidak tinggal diam, dia mengapit salah satu kakiku.
Rupanya dia ingin memberikan kenikmatan pada liang
senggamanya dengan cara tersebut, batang kejantananku
tidak luput dari gesekan tersebut. Sekali-sekali aku pun
mendesah ketika batang kejantananku menerima gesekan
dari kakinya. Aku terus mempermainkan payudaranya secara
bergantian. Kami berdua telah bermandikan keringat.
Karena terus mengalami gesekan dari kaki Sisi, batang
kejantananku tidak kuat lagi menahannya. Akhirnya aku
memuncratkan maniku di dalam celanaku. Rupanya Sisi
mengalami hal yang sama, karena saat itu Sisi berkata,
"Aldi, ada sesuatu yang keluar dari kemaluanku.." Aku
pun menerangkan kepada Sisi bahwa kita telah mencapai
klimaksnya. Kami berdua pun saling rangkul. Kejadian
tersebut terus berlangsung sampai beberapakali tapi aku
belum juga berhasil melihat liang senggamanya karena
Sisi selalu menolak. Akhirnya kami putus setelah jadian
selama 10 bulan karena Sisi tidak bisa lagi menemuiku
yang telah pindah keluar kota.

Setelah setahun berpisah dengan Sisi, keinginan untuk
berpacaran lagi kembali timbul, apalagi setelah melihat
teman kampusku yang bernama Fenny. Orangnya cantik,
berkulit putih bersih, selain itu dia pun mudah bergaul
dengan siapa saja. Kadang-kadang dia selalu curhat
padaku dan dia pun bilang bahwa dia baru putus dengan
cowoknya sekitar 2 bulan yang lalu, dan kadang-kadang
juga selalu minta diantar karena aku memang punya motor.
Walaupun aku sangat menginginkannya menjadi pacarku.
Tapi aku belum berani mengucapkan kata cinta. Karena aku
takut persahabatan kami putus gara-gara kejadian
tersebut.

Pada suatu hari, tepatnya hari Sabtu. Salah seorang
teman kampusku cewek mengadakan pesta yang diadakan di
rumahnya. Dia mengundang seluruh teman kampusku termasuk
aku dan Fenny. Fenny dan aku berangkat dari tempat yang
terpisah, dia dijemput temannya pakai mobil dan aku naik
motor punyaku. Singkat cerita pesta berakhir jam 8:00
malam, teman-teman telah bersiap untuk pulang. Tiba-tiba
Fenny menghampiriku dan bertanya, "Kamu mau nggak
nganterin aku pulang." Aku mengiyakan. Kami pun
berangkat, ditengah perjalanan Fenny berkata, "Aldii..
ke kost aku dulu ya.. ada bukuku yang tertinggal," kata
Fenny. "Baiklah," kataku. Ditengah perjalankan kulihat
cuaca menunjukkan tanda akan hujan.

Akhirnya kami sampai di kost Fenny. Tempat kost Fenny
lumayan besar dan mempunyai kamar mandi. Disaat Fenny
mengemasi buku-bukunya, hujan turun cukup lebat. Fenny
telah selesai berkemas tapi hujan belum juga berhenti.
Kami terus menunggu hujan berhenti sambil cerita-cerita.
Jam 9:30 malam hujan belum juga reda, Fenny pun menelpon
ke rumah melalui HP-nya.
"Ma.. aku nginap di kost-an aja, masih hujan di sini,"
katanya.
Mamanya menyetujui, "Kalau begitu, aku akan pulang
sendiri dong." kataku, Fenny hanya tersenyum.

Jam 10:00 malam hujan belum juga reda. Fenny telah
mengganti pakaiannya dengan pakaian biasa, kaos oblong
dengan celana pendek. Sambil menunggu hujan reda, kami
pun kembali bercerita. Tetapi perhatianku tidak lagi
terfokus pada ceritanya melainkan pada Fenny yang duduk
di tepi ranjang. Paha putih mulusnya yang tersingkap
karena memakai celana pendek. Walaupun hanya sedikit
cukup membuat batang kejantananku tegak. Aku tidak tahan
lagi, ketika Fenny menggoyang-goyangkan kakinya.
Sebenarnya pemandangan tersebut biasa-biasa saja tapi
aku telah dirasuki hawa nafsu.

Tiba-tiba saja aku langsung memeluknya, dan mencium
bibirnya. Tidak sampai disitu, aku mendorong tubuhnya ke
atas ranjang, kemudian menghimpitnya dengan tubuhku. Aku
melanjutkan aktifitasku, mencium dan melumat bibirnya.
Fenny kaget. Tapi Fenny tidak bisa berbuat apa-apa. Aku
terus menciuminya, tanganku yang nakal mulai menyusup di
balik kaos Fenny. Fenny menangkisnya. Dengan sedikit
gerakan, aku berhasil menepisnya dan terus menyusup
sampai menyentuh payudara Fenny yang masih terbungkus
BH. Aku meremas lembut payudara Fenny. Fenny mendesah.
Aku terus meremas tidak lupa ciumanku terus melumat
bibirnya. Aku mengalihkan ciumanku ke lehernya. Fenny
kembali mendesah. Jemari tanganku mulai merayap ke
punggungnya, dan berusaha melepas tali BH Fenny.

"Berhasil," batinku. Fenny tersentak kemudian mendorong
tubuhku ke samping. "Kita tidak boleh melakukan ini,
Aldi." kata Fenny. Aku terdiam tapi nafsuku sudah tidak
bisa diajak kompromi lagi dan berkata, "Memang tidak
boleh sih, tapi.." Aku kembali merangkul Fenny, kali ini
ciumanku lebih ganas dari yang pertama. Mulai dari bibir
terus ke telinga menjalar ke lehernya. Jemari tanganku
melanjutkan aksinya lagi menarik ke atas BH terus
meremasnya, memuntir-muntir putingnya. Fenny pasrah dan
kelihatan mulai panas dengan permainan yang kuterapkan.
Aku mengangkat tubuh Fenny dan membuka baju serta
BH-nya, aku pun demikian. Aku memulai lagi aksiku, kali
ini ciuman kuarahkan ke payudaranya. Fenny menggeliat,
apalagi tanganku menyentuh payudaranya yang satu lagi.
Kami berdua telah bermandikan keringat. Tangan Fenny
menjambak rambutku.

Permainan jemari tanganku mulai merangkak ke bawah dan
berusaha menyusup ke balik celana pendek serta CD-nya.
Fenny tidak lagi berusaha menangkisnya. Jemari tanganku
sudah menyentuh rambut kelaminnya. Inilah pertama kali
aku menyentuh rambut kelamin cewek. Aku merasa
ketagihan. Kemudian jari-jari tanganku menggesek-gesek
sekitar liang senggama Fenny. Fenny mendesah panjang dan
membenamkan kepalaku ke payudaranya, untuk mendapatkan
kenikmatan lebih.

Setelah beberapa lama, ciumanku mulai merangkak ke bawah
sampai batas rambut kelaminnya yang sedikit terbuka. Aku
kemudian meloroti celana pendek dan CD-nya. Aku pun
demikian. Sekarang di atas ranjang, aku dan Fenny sudah
telanjang bulat. Aku terkagum melihat pemandangan tubuh
Fenny. Akhirnya aku berhasil melihat tubuh bugil cewek,
apalagi yang seperti Fenny. Payudaranya putih padat
berisi dihiasi putingnya yang berwarna coklat. Liang
senggamanya dikelilingi rambut kelamin yang lebat. Tubuh
Fenny hampir mirip tubuh Sisi tapi kelebihan tubuh Fenny
aku melihat seluruhnya tanpa pakaian sedangkan Sisi
hanya sebatas pinggang ke atas. Fenny yang selalu
memejamkan mata, mulai membuka matanya, sedikit kaget
saat melihat dirinya sudah tidak memakai apa-apa lagi
dan melihat diriku dengan batang kejantanan tegak
berdiri. Fenny menutupi payudaranya dengan meyilangkan
kedua tangannya.

Aku kembali beraksi, kali ini daerah sasaranku liang
senggamanya. Aku menciumi dan menjilati yang agak
menonjol di sekitar liang senggamanya mungkin itu yang
dinamakan klirotis. Setelah beberapa lama ciumanku
kembali ke atas, merentangkan tangannya yang menutupi
payudaranya. Terus menjilati tubuhnya dan akhirnya
mendarat kembali di bibirnya. Alat kelaminku dan Fenny
saling beradu. Ini membuat batang kejantananku ingin
dimasukkan ke tempatnya. Aku mengatur posisi dan
melebarkan kaki Fenny. Fenny tersadar dan berkata, "Kita
sudah terlalu jauh, perlu kamu tahu inilah penyebab aku
putus dengan cowokku karena aku tidak mau melakukan
ini." Aku tidak lagi mempedulikan kata-kata Fenny karena
hawa nafsuku sedang menuju kepuncak. Aku kembali
merangkul Fenny dan menciumi bibirnya, kali ini lebih
dahsyat lidahku bergoyang-goyang di mulutnya.

Fenny tidak bisa berbuat apa-apa dan kelihatannya
kembali larut dalam kenikmatan. batang kejantananku yang
sudah gatal ingin segera memasuki liang kenikmatan
Fenny. Aku mengambil posisi yang pas, batang
kejantananku mulai memasuki pintu kewanitaannya. Karena
baru pertama kali, batang kejantananku sering melenceng
memasuki liang senggama Fenny, aku terus berusaha dan
akhirnya masuk juga batang kejantananku ke dalam liang
senggamanya. Fenny kembali mendesah panjang, "Aldi..
ntar aku hamil," kata Fenny sambil memelas. "Aku akan
bertanggung jawab," kataku. Fenny sedikit tenang, batang
kejantananku telah masuk sedikit demi sedikit. Akhirnya
semua batang kejantananku tenggelam di liang senggama
Fenny. Aku menggoyangkan pinggulku sehingga batang
kejantananku keluar masuk di liang senggama Fenny. Makin
lama makin cepat. Fenny mendesah sambil menyebut namaku.
Kami berdua kembali bermandikan keringat walaupun cuaca
sebenarnya lumayan dingin. Sesuatu cairan yang hangat
menerpa batang kejantananku yang masih berada di liang
senggama Fenny. Rupanya Fenny telah mencapai orgasme.
Aku pun tidak tinggal diam dengan mempercepat gerakan
batang kejantananku keluar masuk di liang senggama
Fenny.

"Inilah saatnya," batinku. Akhirnya puncak kenikmatanku
datang, spermaku muncrat di dalam liang senggama Fenny.
"Nikmat sekali," batinku. batang kejantananku terkulai
di dalam liang senggama Fenny dan aku pun
mengeluarkannya. Sperma, cairan kewanitaan dan darah
perawanan Fenny lengket di batang kejantananku yang
sudah kembali seperti semula. Aku melihat Fenny
menangis, aku berusaha menenangkannya dan mengatakan,
"Aku akan bertanggung jawab dengan apa yang telah aku
lakukan kepadamu karena selama ini aku cinta kamu.."
Tangisan Fenny sedikit mereda, aku merangkulnya dan
mencium keningnya. Kami kemudian membersihkan diri di
kamar mandinya. Karena kecapaian kami berdua langsung
tertidur tanpa mengenakan pakaian dan tidur kami pun
saling berangkulan. Aku lupa bahwa sebenarnya setelah
mereda aku pulang.

Pagi harinya, Fenny bangun lebih dahulu dan langsung ke
kamar mandi. Sesaat kemudian aku pun terbangun dan
mendengar suara guyuran air di kamar mandi. Aku berjalan
menuju ke kamar mandi dan mengetoknya. Fenny pun membuka
pintu kamar mandi. Kembali aku terkesima melihat Fenny
yang telanjang bulat dengan rambut yang basah. Gairahku
kembali memuncak. Aku masuk dan langsung merangkul tubuh
Fenny. "Mandi dulu dong," pinta Fenny. Aku menuruti
ajakannya kemudian mengguyuri tubuhku dengan air.
Beberapa saat setelah itu aku menyabuni tubuhku dengan
sabun cair. Fenny turut membantu, malah dia menyabuni
batang kejantananku yang kembali tegak. Rasa malu Fenny
telah hilang, Fenny mengocok-ngocok batang kejantananku
dengan lembut. Nikmat sekali rasanya. Saat hampir
mencapai klimaksnya aku melepaskan tangan Fenny karena
belum saatnya. Gantian aku yang menyabuni Fenny,
mula-mula kedua tangannya terus kedua kakinya. Sampailah
ke daerah yang vital, aku berdiri di belakang Fenny
terus merangkulnya dan menyabuni payudaranya dengan
kedua telapak tanganku. Terdengar Fenny mendesah
panjang. Usapanku merangkak ke bawah melewati perutnya
hingga akhirnya sampai ke liang senggamanya. Kembali aku
mengusapnya dengan lembut. Busa sabun hampir menutupi
permukaan liang senggama Fenny. Kali ini Fenny merintih
nikmat. Setelah puas aku mengguyur kedua tubuh kami yang
masih berangkulan.

Fenny kemudian membalikkan tubuhnya dan kami pun saling
berhadapan. Fenny kemudian mencium bibirku, aku
membalasnya dan terjadi lagi french kiss yang dahsyat.
Tangan kami pun tidak tinggal diam, aku menyentuh
payudara Fenny dan Fenny pun menyentuh batang
kejantananku yang masih perkasa berdiri. Setelah
beberapa lama, Fenny membimbing batang kejantananku
memasuki liang senggamanya. Dengan melebarkan kakinya
batang kejantananku kembali memasuki liang senggama
Fenny. Fenny melilitkan tangannya ke leherku. Kemudian
aku menggendong Fenny dan menyandarkan ke dinding kamar
mandi. Setelah itu aku kembali menggoyangkan pinggulku
yang membuat batang kejantananku keluar masuk di liang
senggama Fenny. Akhirnya spermaku keluar dan membasahi
seluruh dinding liang senggama Fenny. Fenny ternyata
belum mencapai klimaksnya, untuk membantunya aku
menjilati liang senggama Fenny. Kemudian aku
menyedotnya, ingin mengeluarkan isi dari liang senggama
Fenny. Fenny sedikit menjerit dengan apa yang kulakukan.
Akhirnya Fenny megeluarkan juga cairan dari liang
senggamanya dan pas mengenai wajahku. Fenny terkulai
nikmat, aku mengguyuri kembali tubuh kami berdua.

Aku dan Fenny telah selesai mandi, dan telah memakai
pakaian masing-masing.
"Maukah kamu menjadi pacarku Fenny," tanyaku. Fenny
mengangguk pelan. Aku pamitan untuk pulang ke kost-ku,
dan Fenny tetap tidak jadi pulang ke rumahnya. Begitulah
caraku mengungkapkan cinta terhadap Fenny. Oh.. sungguh
ungkapan cinta yang sangat nikmat.