Tuesday, May 8, 2007

ADIK TANTEKU 4

Tante Rani membuka celana renangnya dan memegangnya
sambil merangkul Arie. Batang kemaluan Arie langsung
masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Rani yang sudah
dibuka lebar-lebar dengan posisi kedua kakinya menempel
di pundak Arie. Beberapa detik kemudian, setelah liang
kewanitaan Tante Rani telah melahap semua batang
kemaluan Arie dan dirasakannya batang kemaluan Arie
sudah menegang. Tante Rani menciumnya dengan cepat dan
langsung mendorong Arie sambil pergi dan terseyum manis
meninggalkan Arie yang tampak kebingungan dengan batang
kemaluannya yang sedang menegang.

Mendapat perlakuan itu Arie menjadi tambah bernafsu
kepada Tante Rani, dan ia berjanji kalau ada kesempatan
lagi ia akan menghabisinya sampai ia merasa kelelahan.
Lalu Arie langsung pergi meninggalkan kolam itu untuk
membersihkan badannya.

Setelah di kamar, Arie langsung membuka semua bajunya
yang menjadi basah itu, ia langsung masuk kamar mandi
dan menggosok badan dengan sabun. Ketika akan
membersihkan badannya, air yang ada di kamar mandinya
ternyata tidak berjalan seperti biasanya. Dan langsung
Arie teringat akan keberadaan kamar Yuni. Arie lalu
pergi keluar kamar dengan lilitan handuk yang menempel
di tubuhnya. Wajahnya penuh dengan sabun mandi. "Yuni..
Yuni.. Yuni.." teriak Arie sambil mengetuk pintu kamar
Yuni. "Masuk Kak Ariee, tidak dikunci." balas Yuni dari
dalam kamar.

Didapatinya ternyata Yuni masih melilitkan badan dengan
selimut dengan tangannya yang sedang asyik memainkan
kemaluannya. Permainan ini baru didapatkannya ketika ia
melihat adegan tadi malam antara kakaknya dengan Arie
dan kejadian itu membuat ia merasakan tentang sesuatu
yang selama ini diidam-idamkan oleh setiap manusia.

"Ada apa Kak Arie," kata Yuni sambil terus berpura-pura
menutup badannya dengan selimut karena takut ketahuan
bahwa dirinya sedang asyik memainkan kemaluannya yang
sudah membasah sejak tadi malam karena melihat kejadiaan
yang dilakukan kakaknya dengan Arie. "Anu Yuni.. Kakak
mau ikut mandi karena kamar mandi Arie airnya tidak
keluar." Memang Yuni melihat dengan jelas bahwa badan
Arie dipenuhi oleh sabun tapi yang diperhatikan Yuni
bukannya badan tapi Yuni memperhatikan diantara
selangkangannya yang kelihatan mencuat.

Iseng-iseng Yuni menanyakan tentang apa yang
mengganjalnya dalam lilitan handuk itu. Mendengar
pertanyaan itu niat Arie yang akan menerangkan tentang
biologi ternyata langsung kesampaian dan Arie pun
langsung memperlihatkannya sambil memengang batang
kemaluannya, "Ini namanya penis.. Sayang," kata Arie
yang langsung menuju kamar mandi karena melihat Yuni
menutup wajahnya dengan selimut.

Melihat batang kemaluan Arie yang sedang menegang itu
Yuni membayangkan bila ia mengulumnya seperti yang
dilakukan kakaknya. Keringat dingin keluar di sekujur
tubuh Yuni yang membayangkan batang kemaluan Arie dan ia
ingin sekali seperti yang dilakukan oleh kakaknya juga
ia melakukannya. Mata Yuni terus memandang Arie yang
sedang mandi sambil tangan terus bergerak mengusap-usap
kemaluannya.

Akhirnya karena Yuni sudah dipuncak kenikmatan, ia
mengerang akibat dari permainan tangannya itu telah
berhasil dirasakannya .Dengan beraninya Yuni pergi
memasuki kamar mandi untuk ikut mandi bersama Arie.
Melihat kedatangan Yuni ke kamar mandi, Arie hanya
tersenyum. "Kamu juga mau mandi Yun," kata Arie sambil
mencubit pinggang Yuni.

Yuni yang sudah dipuncak kenikmatan itu hanya tersenyum
sambil melihat batang kemaluan Arie yang masih mengeras.
"Kak boleh nggak Yuni mengelus-elus barang itu," bisik
Yuni sambil menunjuknya dengan jari manisnya. Mendengar
permintaan itu Arie langsung tersenyum nakal, ternyata
selama ini apa yang diidam-idamkannya akan mendapatkan
hasilnya. Dalam pikiran Arie, Yuni sekarang mungkin
telah mengetahui akan kenikmatan dunia. Tanpa diperintah
lagi Arie langsung mendekatkan batang kemaluannya ke
tangan Yuni dan menuntun cara mengelus-elusnya. Tangan
Yuni yang baru pertama kali meraba kepunyaan laki-laki
itu sedikit canggung, tapi ia berusaha meremasnya
seperti meremas pisang dengan tenaga yang sangat kuat
hingga membuat Arie kesakitan.

"Aduh.. jangan keras-keras dong Yuni, nanti batang
kemaluannya patah." Mendengar itu Yuni menjadi sedikit
kaget lalu Ari membatunya untuk memainkan batang
kemaluannya dengan lembut. Tangan Yuni dituntunnya untuk
meraba batang kemaluan Arie dengan halus lalu batang
kemaluan Arie didekatkan ke wajah Yuni agar mengulumnya.
Yuni hanya menatapnya tanpa tahu harus berbuat apa. Lalu
Arie memerintahkan untuk mengulumnya seperti mengulum
ice crem, atau mengulumnya seperti mengulum permen
karet. Diperintah tersebut Yuni langsung menurut,
mula-mula ia mengulum kepala batang kemaluan Arie lalu
Yuni memasukkan semua batang kemaluan Arie ke dalam
mulutnya. Tapi belum juga berapa detik Yuni
terbatuk-batuk karena kehabisan nafas dan mungkin juga
karena nafsunya terlalu besar.

Setelah sedikit tenang, Yuni mengulum lagi batang
kemaluan Arie tanpa diperintah sambil pinggul Yuni
bergoyang menyentuh kaki Arie. Melihat kejadian itu Arie
akhirnya menghentikan kuluman Yuni dan langsung
mengangkat Yuni dan membawanya ke ranjang yang ada di
samping kamar mandi. Sesampainya di pinggir ranjang,
dengan hangat Yuni dipeluk oleh Arie dan Yuni pun
membalas pelukan Arie. Bibir Yuni yang polos tanpa
liptik dicium Arie dengan penuh kehangatan dan
kelembutan. Dicium dengan penuh kehangatan itu Yuni
untuk beberapa saat terdiam seperti patung tapi akhirnya
naluri seksnya keluar juga, ia mengikuti apa yang dicium
oleh Arie. Bila Arie menjulurkan lidahnya maka Yuni pun
sama menjulurkan lidahnya ke dalam mulut Arie. Dengan
permainan itu Yuni sangat menikmatinya apalagi Arie yang
bisa dikatakan telah dilatih oleh kakaknya yang telah
berpengalaman.

Kecupan Yuni kadang kala keluar suara yang keras karena
kehabisan nafas. "Pek.. pek.." suara bibir Yuni
mengeluarkan suara yang membuat Arie semakin terangsang.
Mendengar suara itu Arie tersenyum sambil terus
memagutnya. Tangan Arie dengan terampil telah membuka
daster putih yang dipakai Yuni. Dengan gerakan yang
sangat halus, Arie menuntun Yuni agar duduk di pinggir
ranjang dan Yuni pun mengetahui keinginan Arie itu.
Bibir Yuni yang telah berubah warna menjadi merah terus
dipagut Arie dengan posisi Yuni tertindih oleh Arie.
Tangan Yuni terus merangkul Arie sambil bukit
kemaluannya menggesek-gesekkan sekenanya.

Lalu Arie membalikkan tubuh Yuni sehingga kini Yuni
berada di atas tubuh Arie, dengan perlahan tangan Arie
membuka BH putih yang masih melekat di tubuh Yuni.
Setelah berhasil membuka BH yang dikenakan Yuni, Arie
pun membuka CD putih yang membungkus bukit kemaluan Yuni
dilanjutkan menggesek-gesekkan sekenanya. Erangan
panjang keluar dari mulut Yuni. "Auuu..." sambil
mendekap Arie keras-keras. Melihat itu Arie semakin
bersemangat. Setelah Arie berhasil membuka semua pakaian
yang dikenakan Yuni, terlihat Yuni sedikit tenang iapun
kembali membalikkan Yuni sehingga ia sekarang berada di
atas tubuh Yuni.

Arie menghentikan pagutan bibirnya ia melanjutkan
pagutannya ke bukit kemaluan Yuni yang telah terbuka
dengan bebas. Dipandanginya bukit kemaluan Yuni yang
kecil tapi penuh tantangan yang baru ditumbuhi oleh
bulu-bulu hitam yang kecil-kecil. Kaki Yuni
direnggangkan oleh Arie. Pagutan Arie beganti pada bibir
kecil kepunyaan Yuni. Pantat Yuni terangkat dengan
sendirinya ketika bibir Arie mengulum bukit kemaluan
kecilnya yang telah basah oleh cairan. Harum bukit
kemaluan perawan membuat batang kemaluan Arie semakin
ingin langsung masuk ke sarangnya tapi Arie kasihan
melihat Yuni karena kemaluannya belum juga merekah.
Jilatan bibir Arie yang mengenai klitoris Yuni membuat
Yuni menjepit wajah Arie. Semburan panas keluar dari
bibir bukit kemaluan Yuni. Yuni hanya menggeliat dan
menahan rasa nikmat yang baru pertama kali didapatkanya.

Lalu Arie merasa yakin bahwa ini sudah waktunya,
ditambah lagi batang kemaluannya yang sudah telalu lama
menengang. Arie menarik tubuh Yuni agar pantatnya pas
tepat di pinggir ranjang. Kaki Yuni menyentuh lantai dan
Arie berdiri diantara kedua paha Yuni.

Melihat kondisi tubuh Yuni yang sudah tidak menggunakan
apa-apa lagi ditambah dengan pemandangan bukit kemaluan
Yuni yang sempit tapi basah oleh cairan yang keluar dari
bibir kecilnya membuat Arie menahan nafas. Arie berdiri,
dan batang kemaluannya yang besar itu diarahkan ke bukit
kemaluan Yuni. Melihat itu Yuni sedikit kaget dan merasa
takut Yuni menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Melihat gejala itu Arie hanya tersenyum dan ia sedikit
lebih melebarkan paha Yuni sehingga kllitorisnya
terlihat dengan jelas.I a menggesek-gesekkan batang
kemaluannya di bibir kemaluan Yuni. Sambil
menggesek-gesek batang kemaluan, Arie kembali mendekap
Yuni sambil membuka tangannya yang menutupi wajahnya.
Melihat Arie yang membuka tangannya, Yuni langsung
merangkulnya dan mencium bibir Arie. Pagutan pun kembali
terjadi, bibir Yuni dengan lahapnya terus memagut bibir
Arie. Suara erangan kembali keluar lagi dari mulut Yuni.
"Aduhh... Kaak..." erang Yuni sambil merangkul tubuh
Arie dengan keras. Arie meraba-raba bukit kemaluan Yuni
dengan batang kemaluannya setelah yakin akan lubang
kemaluan Yuni, Arie mendorongnya perlahan dan ketika
kepala kejantanan Arie masuk ke liang senggama Yuni.
Yuni mengerang kesakitan, "Kak.. aduh sakit, Kak..."

Mendengar rintihan itu, Arie membiarkan kepala
kemaluannya ada di dalam liang senggama Yuni dan Arie
terus memberikan pagutannya. Kuluman bibir Yuni dan Arie
pun berjalan lagi. Dada Arie yang besar terus
digesek-gesekkan ke payudara Yuni yang sudah mengeras.
Yuni yang menahan rasa sakit yang telah bercampur dengan
rasa nikmat akhirnya mengangkat kakinya tinggi-tinggi
untuk menghilangkan rasa sakit di liang senggamanya dan
itu ternyata membantunya dan sekarang menjadi tambah
nikmat.

Kepala kemaluan Arie yang besar baru masuk ke liang
kewanitaan Yuni, tapi jepitan liang kemaluan Yuni begitu
keras dirasakan oleh batang kemaluan Arie. Sambil
mencium telinga kiri Yuni, Arie kembali berusaha
memasukkan batang kemaluannya ke liang senggama Yuni.
"Aduh.. aduh.. aduh.. Kak," Mendengar rintihan itu Arie
berkata kepada Yuni. "Kamu sakit Yuni," bisik Arie di
telinga Yuni. "Nggak tahu Kaak ini bukan seperti sakit
biasa, sakit tapi nikmat.."

Mendengar penjelasan itu, Arie terus memasukkan batang
kemaluannya sehingga sekarang kepala kemaluannya sudah
masuk semua ke dalam liang senggama Yuni. Batang
kemaluan Arie sudah masuk ke liang senggama Yuni hampir
setengahnya. Batang kemaluannya sudah ditelan oleh liang
kemaluan Yuni, kaki Yuni semakin diangkat dan tertumpang
di punggung Arie. Tiba-tiba tubuh Yuni bergetar sambil
merangkul Arie dengan kuat. "Aduhhh..." dan cairan
hangat keluar dari bibir kemaluan Yuni, Arie dapat
merasakan hal itu melalui kepala kemaluannya yang
tertancap di bukit kemaluan Yuni. Lipatan paha Yuni
telah terguyur oleh keringat yang keluar dari tubuh
mereka berdua.

Mendapat guyuran air di dalam bukit kemaluan itu, Arie
lalu memasukkan semua batang kemaluannya ke dalam lubang
senggama Yuni. Dengan satu kali hentakan. "Preeet..."
Yuni melotot menahan kesakitan yang bercampur dengan
kenikmatan yang tidak mungkin didapatkan selain dengan
Arie. "Auh.. auh.. auh.." suara itu keluar dari mulut
kecil Yuni setelah seluruh batang kejantanan Arie berada
di dalam lembah kenikmatan Yuni. "Kak, Badan Yuni sesak,
sulit bernafas," kata Yuni sambil menahan rasa nikmat
yang tiada taranya. Mendengar itu lalu Arie membalikkan
tubuh Yuni agar ia berada di atas Ari. Mendapatkan
posisi itu Yuni seperti pasrah dan tidak melakukan
gerakan apapun selain mendekap tubuh Arie sambil
meraung-raung kenikmatan yang tiada taranya yang baru
kali ini dirasakannya.

Yuni dan Arie terdiam kurang lebih lima menit. "Yuni,
sekarang bagaimana badanmu," kata Arie yang melihat Yuni
sekarang sudah mulai menggoyang-goyangkan pantatnya
dengan pelan-pelan. "Udah agak enakan Kak," balas Yuni
sambil terus menggoyang-goyangkan pantatnya ke kiri dan
ke kanan. Mendapatkan serangan itu Arie langsung
mengikuti gerakan goyangan itu dan goyangan Arie dari
atas ke bawah.

Lipantan-lipatan kehangatan tercipta di antara
selangkangan Yuni dan Arie. Sambil menggoyangkan
pantatnya, mulut Yuni tetap mengaduh, "Aduhhh..."
Merasakan nikmat yang telah menyebar ke seluruh
badannya. Tanpa disadari sebelumnya oleh Arie. Yuni
dengan ganasnya menggoyang-gonyangkan pantatnya ke
samping dan ke kiri membuat Arie kewalahan ditambah lagi
kuatnya jepitan bukit kemaluan Yuni yang semakin
menjepit seperti tang yang sedang mencepit paku agar
paku itu putus. Beberapa menit kemudian Arie memeluk
badan Yuni dengan eratnya dan batang kemaluannya
berusaha ditekan ke atas membuat pantat Yuni terangkat.
Semburan panas pun masuk ke bukit kemaluan Yuni yang
kecil itu. Mendapat semburan panas yang sangat kencang,
Yuni mendesis kenikmatan sambil mengeram, "Aduhh...
aduh.. Kak.."

Selang beberapa menit Arie diam sambil memeluk Yuni yang
masih dengan aktif menggerak-gerakkan pantatnya ke kiri
dan ke kanan dengan tempo yang sangat lambat. Setelah
badannya merasa sudah agak baik, Arie membalikkan tubuh
Yuni sehingga sekarang tubuh Yuni berada di bawah Arie.
Batang kemaluan Arie masih menancap keras di lembah
kemaluan Yuni meskipun sudah mengeluarkan sperma yang
banyak. Lalu kaki Yuni diangkat oleh Arie dan
disilangkan di pinggul. Arie mengeluarkan batang
kemaluannya yang ada di dalam liang senggama Yuni.
Mendapat hal itu mata Yuni tertutup sambil
membolak-balikkan kepala ke kiri dan ke kanan lalu
dengan perlahan memasukkan lagi batang kemaluannya ke
dalam liang senggama Yuni, turun naik batang kemaluan
Arie di dalam liang perawan Yuni membuat Yuni beberapa
kali mengerang dan menahan rasa sakit yang bercampur
dengan nikmatnya dunia. Tarikan bukit kemaluan Yuni yang
tadinya kencang pelan- pelan berkurang seiring dengan
berkurangnya tenaga yang terkuras habis dan selanjutnya
Arie mengerang-erang sambil memeluk tubuh Yuni dan Yuni
pun sama mengeluarkan erangan yang begitu panjang,
keduanya sedang mendapatkan kenikmatan yang tiada
taranya.

Arie mendekap Yuni sambil menikmati semburan lahar panas
dan keluarnya sperma dalam batang kemaluan Arie dan Yuni
pun sama menikmati lahar panas yang ada dilembah
kenikmatannya. Kurang lebih lima menit, Arie memeluk
Yuni tanpa adanya gerakan begitu juga Yuni hanya memeluk
Arie. Dirasakan oleh Arie bahwa batang kemaluannya
mengecil di dalam liang kemaluan Yuni dan setelah merasa
batang kemaluannya betul-betul mengecil Arie menjatuhkan
tubuhnya di samping Yuni. Arie mencium kening Yuni. Yuni
membalasnya dengan rintihan penyesalan, seharusnya Arie
bertanggung jawab atas hilangnya perawan yang dimiliki
Yuni.

Mendengar itu Arie hanya tersenyum karena memang selama
ini Arie mendambakan istri seperti Yuni ditambah lagi ia
mengetahui bila hidup dengan Yuni maka ia akan
mendapatkan segalanya. Arie mengucapkan selamat bobo
kepada Yuni yang langsung tertidur kecapaian dan Arie
langsung keluar dari kamar Yuni setelah Arie menggunakan
pakaiannya kembali.

Arie masuk ke dapur, didapatnya tantenya sedang dalam
keadaan menungging mengambil sesuatu. Terlihat dengan
jelas celana merah muda yang dipakai tantenya. Tante
Rani dibuat kaget karena Arie langsung meraba liang
kewanitaannya yang terbungkus CD merah muda sambil
menegurnya. "Tante sudah pulang," tanya Arie. Sambil
melepaskan rabaan tangannya di liang kewanitaan
tantenya. Lalu Arie membuka kulkas untuk mencari air
putih. "Iya, Tante hanya sebentar kok. Soalnya Tante
kasihan dengan burung kamu yang tadi Tante tinggalkan
dalam keadaan menantang," jawab Tante Rani sambil
tersenyum. "Bagaimana sekarang Arie burungnya, sudah
mendapatkan sarang yang baru ya.." Mendapat ejekan itu,
Arie langsung kaget. "Ah Tante, mau cari sangkar di
mana," jawab Arie mengelak. "Arie kamu jangan mengelak,
Tante tau kok.. kamu sudah mendapatkan sarang yang baru
jadi kamu harus bertanggung jawab. Kalau tidak kamu akan
Tante laporkan sama Oom dan kedua orang tuanmu bahwa
kamu telah bermain gila bersama Yuni dan Tante."

Mendengar itu, Arie langsung diam dan ia akan menikahi
Yuni seperti yang dijanjikanya. Mendengar hal itu Tante
Rani tersenyum dan memberikan kecupan yang mesra kepada
Arie sambil meraba batang kemaluan Arie yang sudah tidak
kuat untuk berdiri. Melihat batang kemaluan Arie yang
sudah tidak kuat berdiri itu Tante Rani tersenyum.
"Pasti adikku dibuatnya KO sama kamu yaa... Buktinya
burung kamu tidak mau berdiri," goda Tante Rani. "Ahh
nggak Tante, biasa saja kok."

Tante Rani meninggalkan Arie, sambil mewanti-wanti agar
menikahi adiknya. Akhirnya pernikahan Yuni dengan Arie
dilakukan dengan pernikahan dibawah tangan atau
pernikahan secara agama tetapi dengan tanpa melalui KUA
karena Yuni masih dibawah umur.

2 comments:

Anonymous said...

http://4over18.blogspot.com/

koleksi gambar, foto wallpaper, ABG semok montok, toket gede, artis indonesia, jepang, miss universe, bispak, seksi, gadis, cewek, jilbab cantik, g-string, janda tante girang, ML memek, model, perawan, sekretaris, artis bollywood, facebook, friendster, adegan syur, BCL, ayam kampus, gokil, cakep, download 3GPxx, bokep, turuk, toge, belia, wanita malam, situs selebritis, tomboy cakep, centil, muslimah, kerudung, akhwat, sholehah, julia perez, SMA, SMU, SPG, bisyar

http://4over18.blogspot.com/

arief said...

thanks bgt ...yah..
http://viagra-usa-obatkuat.blogspot.com/
http://obat-pembesaralatvital.blogspot.com/
http://pelangsingtubuh-herbal.blogspot.com/
http://www.healthyshop02.blogspot.com/