Monday, April 30, 2007

FIRST ML

Tamu terakhir sudah pulang. Tak lama kemudian, orang tua kami pun pulang.
Tinggal aku, Hansen, dan Meika, dan jam dinding menunjukkan pukul sepuluh lebih
sepuluh. Aku duduk di sofa, di kursi panjangnya. Hansen duduk di hadapanku. Dan
Meika sibuk mengunci pagar, mengunci pintu dan jendela, dan memastikan semua
tirai jendela sudah tertutup rapat.
Tak lama kemudian, Meika kembali ke ruang tengah tempat kami berada. Dia memakai
setelan hitam-hitam yang longgar, di tangannya sebuah handycam sudah terisi dan
menyala. Meika sudah siap. Hansen kelihatannya masih grogi. Aku belum siap.
Ketika semua sudah pulang, di saat kami telah sah menjadi suami istri dan boleh
melakukan hubungan yang senantiasa ditunggu-tunggu, pula sudah mengenakan
pakaian pengantin yang paling seksi bagi suami tercinta, aku ternyata sama
sekali tidak siap. Tanganku berkeringat dingin. Rasanya, seluruh pori tubuhku
terbuka, dan aku menjadi begitu peka.
"Di," kata Hansen dengan lembut. Sentuhan tangannya di bahuku terasa seperti
sumber kehangatan yang mengusir tubuhku yang menggigil. Aku hanya bisa memandang
wajahnya, dan di situ aku menemukan wajah yang tampan. Gagah. Suamiku.
Oh ya, Hansen adalah suamiku. Aku ini miliknya.
Dan aku adalah istri yang beruntung, karena mungkin Hansen adalah pria yang
paling lembut, a real gentleman, yang pernah aku kenal. Dia tidak asal terjang,
walaupun aku tahu dia sangat menanti-nantikan saat ini. Aku tahu penisnya sudah
mengeras sejak tadi, sudah siap memasuki celah sempit yang tidak pernah dilalui
orang sebelumnya. Aku tahu, dia sudah sangat ingin masuk dalam diriku. Tapi dia
masih begitu lembut, begitu sabar.
Hansen menciumku dengan lembut di kening, lalu di pipi. Lalu ia mencium bibirku.
Sentuhan lidahnya dibibirku cukup untuk menyalakan api di seluruh tubuhku,
tiba-tiba aku terlontar dalam gairah birahi yang menyala-nyala. Kami berciuman
dengan bernafsu, lidah membelit lidah, dan aku merangkulkan tanganku di leher
dan kepalanya, menginginkan ciumannya lagi dan lagi.
Saat itu, untuk pertama kalinya, aku sepenuhnya pasrah di tangan suamiku. Ketika
Hansen ingin mencium leherku yang putih dan jenjang, aku memberikannya. Aku
memberikan tangannya yang satu meremas dadaku, sedang yang lain menyelinap ke
bawah, ke belahan gaunku. Aku pasrah ketika Hansen menemukan belahan pantatku,
dan terkejut ketika mendapati bahwa aku tidak memakai apa-apa lagi, tak ada
celana dalam di sana. Dan aku pasrah ketika ia meremas pantatku sambil
menggeserkan tangannya ke tengah, ke antara bibir memekku yang sudah basah.
Biasanya, aku merasa agak kagok, kurang nyaman bila Hansen menyentuh memekku.
Tetapi kali ini aku bukan saja pasrah, malah aku menginginkannya. Aku ingin ia
meremas bibir vagina itu, memasukkan jari jemarinya. Memasukkan penisnya. Sudah
lama aku menunggu saat ini, sekaranglah waktunya. Tetapi, Hansen masih amat
sabar, ia hanya mengajakku berdiri dari kursi agar kami bisa berpelukan dan
berciuman dan saling merangkul dan meremas.
Yang pertama dibuka oleh Hansen adalah tiaraku, serta seluruh jepit rambutnya.
Rambutku tergerai bebas, sebebas hatiku. Yes! Aku sudah jadi istrinya. Suamiku
boleh menelanjangiku, mengangkangiku, merobek selaput daraku — karena aku bukan
lagi seorang dara. Aku seorang istri! Hansen boleh melakukan apa saja yang ia
mau, bahkan aku menginginkannya, agar ia bisa menikmati lekak lekuk tubuhku yang
bertahun-tahun kujaga dan kurawat baik-baik. Aku ingin ia menghirup wangi
tubuhku.
Maka aku membuka semua yang tersisa melekat pada diriku.
"Di, sayangku, engkau cantik sekali…" Ah, betapa melayang rasanya mendengar
kata-kata pujian dari suamiku. Aku memberi senyumku yang termanis padanya,
sambil menariknya ke kamar pengantin. Kamar pengantin KAMI. Melakukan apa yang
sudah begitu lama ingin kulakukan, memberikan apa yang sudah lama ingin
kuberikan.
Di kamar itu, tiba-tiba saja ada nyala lampu yang terang. Lampu video. Aku dan
Hansen begitu asyik bercumbu, sehingga melupakan Meika yang setia merekam setiap
adegan kami dengan kameranya. Tetapi, karena kamar pengantin lebih gelap
daripada ruang depan, ia menyalakan lampu.
Apakah aku malu? Tidak. Tiba-tiba saja, aku malah ingin menjadi bintang dalam
peristiwa istimewa kami. Aku ingin menjadi pemeran utama dalam malam pertama
kami, bukan sebagai istri yang pasrah, melainkan menjadi istri yang memberi
kenikmatan pada suami. Kalau perlu, aku siap menjadi budak seks Hansen — dia
boleh melakukan apa saja, meminta apa saja. Tetapi, aku harus memberitahukannya.
"Suamiku sayang… malam ini aku milikmu… aku budakmu… aku akan melakukan apa saja
yang kau mau, sayang…"
Hansen tersenyum. "Bukakan bajuku," katanya. Aku melakukannya dengan patuh.
Tubuhku yang telanjang menggeliat-geliat, seperti seekor kucing, disekitar tubuh
Hansen, sambil perlahan-lahan membuka jas, lalu dasi, lalu kemeja. Lalu celana.
Lalu pakaian dalam.
Aku memakai gigiku untuk membuka celana dalam Hansen. Penisnya mengeras,
ujungnya mengkilap dengan lendir yang bening. Aku menjilat kepalanya, merasakan
lendirnya di mulutku yang mungil. Kemudian, dengan lembut aku mengulum kepala
penis Hansen yang keras sekali, juga besar sekali. Entah mengapa, aku merasa
penisnya lebih besar daripada sebelumnya, sewaktu kami masih pacaran dan saling
meraba dan membuat ejakulasi.
Selama kami pacaran, aku belum pernah melakukan oral pada Hansen. Dia pernah
meminta, tetapi aku ragu, juga takut. Tapi kini aku mau melakukannya, bahkan aku
merasa nikmat melakukannya, apalagi Hansen meremas-remas rambutku dan mencium
wanginya. Aku memasukkan batang penis yang besar itu ke dalam mulutku, hingga
ujungnya menyentuh dinding belakang tenggorokan. Supaya tidak tersedak, aku
merapatkan bibirku, lalu menghisap. Menyedot dengan segenap kekuatanku.
"Ohhh… Di… Di… aku… tidak… tahan…" Hansen mengeluh. Aku merasakan
kedutan-kedutan di penisnya yang mengejang. Keras. Dan menyembur kuat, aku
merasakan maninya memenuhi mulutku. Aku menelannya semua, merasakan gurihnya,
agak asin dan pahit, tetapi rasanya enak sekali. Entah berapa kali Hansen
ejakulasi di dalam mulutku, tetapi rasanya tidak begitu banyak.
"Ohh… istriku sayang… kamu hebat sekali, Di…" Ahh… rasanya aku mau orgasme
mendengar kata-kata Hansen. Sambil tersenyum, aku bangkit, melap wajah dan
mulutku. Hansen menarikku, lantas mencium bibirku. Ahh… sungguh pria yang
gentleman, dia tidak ragu menghisap mulutku, berciuman kuat-kuat, walaupun
mungkin mulutku masih menyisakan maninya. Dari ciuman di mulutku, Hansen
menelentangkan tubuhku di ranjang pengantin kami. Ia lalu menyelusuri leher,
bahu.
Hansen menemukan mainannya di kedua tetekku yang sudah mengeras putingnya, dan
setiap hisapan pada ujung yang merah kecoklatan itu membuatku terasa kena strum.
Enaknya luar biasa, hingga aku merasa tersiksa, tetapi aku ini budaknya. Suamiku
boleh memainkanku sekehendak hatinya, sementara aku merasakan bahwa penisnya
tidak melemah, sebaliknya mengeras kembali. (belakangan aku baru tahu, Hansen
sudah minum obat kuat)
Suamiku tidak berhenti pada tetekku yang merah terkena gigitan dan hisapannya.
Ia memakai kedua tangannya meneruskan meremas tetekku, sementara wajahnya
melorot ke bawah. Ke perut. Ke pusar. Ke memekku, yang untuk kesempatan ini
sengaja kucukur bersih, karena Hansen dulu pernah bilang ia menyukai memek yang
tidak banyak bulu. Hansen mencium kelentitku, menghisapnya dengan lembut dan
membuatku serasa terlempar ke langit-langit kenikmatan.
Secara refleks, aku ingin merapatkan kaki, tetapi aku lebih ingin mengangkang
selebar-lebarnya, agar Hansen bisa melihat memek istrinya, melihat
keperawananku. Setelah menciumi bibir memekku hingga warnanya merah dadu, Hansen
merenggangkan memekku dengan jari-jarinya. Meika mengambil gambar close-up dari
vaginaku, dan lubangnya yang kecil di antara selaput dara yang masih ada di
sana. Hansen menjilat bibir memekku, dan sekali lagi membuatku nyaris orgasme.
OOhhh… sampai kapan Hansen akan menyiksaku dengan kenikmatan ini?
Aku tidak perlu menunggu lama, karena segera sesudah melihat memekku, Hansen
sendiri menjadi tidak sabar lagi. Ia naik ke atasku, mengangkat pantatku. Kedua
kakiku ku buka selebar-lebarnya mengangkang, hingga memekku terbuka lebar
baginya. Hansen menatapku lekat-lekat.
"Inilah saatnya Di, istriku sayang… tahan ya, mungkin agak sakit."
"Nggak apa-apa sayang… aku ingin kamu masuk. Aku ingin kamu enak… Ambillah apa
yang jadi milikmu, sayang…"
Hansen menggeserkan batang kemaluannya di antara bibir-bibir memekku yang sudah
merekah basah. Ia mendorong sedikit. Kepalanya terjepit di antara bibir luar
memekku, rasanya besar sekali. Kalian tahu nggak, bahwa saat pertama ini selalu
istimewa bagi seorang gadis. Aku selama ini membayangkannya, selama ini
mendambakannya, tetapi ketika batang kemaluan Hansen benar-benar ada di bibir
memekku, aku merasa akan memberikan sesuatu yang amat penting dan berharga.
Dan ketika Hansen mendorong masuk, tiba-tiba saja aku merasa sangat bahagia
ketika merasakan sakit, karena kepala penis yang besar itu untuk pertama kalinya
menerobos masuk, merobek selaput daraku. Hansen melakukannya dengan perlahan,
tetapi toh tidak menghilangkan rasa sakitnya, sehingga aku menjerit.
"Aaaaahhhhhhwwww…"
"Di…. sakit sekali?"
"Enggak apa-apa sayang…. ohhh….yuaaahh… ambillah sayang… masukkan dirimu
dalam-dalam…."
Hansen menekan seluruh penisnya ke dalam rongga vaginaku, hingga masuk semua.
Darah mulai mengalir keluar dari vaginaku, membasahi sprei yang putih. Darah
perawan. Aku merasa penuh, merasa lengkap. Aku telah memberi, suamiku telah
mengambilnya dan menyimpannya. Suamiku masuk ke bagian yang paling pribadi,
paling intim dalam diriku, dan saat inilah aku tahu mengapa orang mengatakan
hubungan seks itu adalah suatu persetubuhan. Karena saat itu, aku merasa menjadi
satu tubuh dengannya, ketika darahku tercampur dengan lendirnya. Dan menjadi
lengkap, ketika beberapa detik kemudian Hansen memuntahkan maninya di dalamku,
mengisi liang memekku dengan spermanya.
Aku merangkul Hansen kuat-kuat, menangis karena bahagia. Tanganku memeluk
tubuhnya, kakiku menjepit pinggangnya, memastikan bahwa penisnya terbenam
sedalam-dalamnya, berdenyut-denyut di liang memekku yang masih sempit, dan
memberinya kenikmatan yang luar biasa.
Apakah aku orgasme? Tidak. Kalau kalian terlalu banyak membaca cerita porno,
atau melihat film bokep, mungkin kalian akan berpikir bahwa seorang gadis yang
diperawani dapat langsung orgasme. Tidak betul itu, karena sebenarnya terasa
perih, apalagi jika penis itu bergesekan. Yang paling nikmat bukan seksnya,
melainkan perasaan menjadi seorang wanita yang memberi diri pada pria.
Kupikir, itulah sebabnya orang harus berhubungan seks hanya setelah menikah,
atau hanya dengan satu pasangan istimewa seumur hidupnya. Betapa kasihannya
gadis-gadis yang begitu saja kehilangan keperawanannya, mereka kehilangan
saat-saat indah ini, digantikan oleh pengejaran nafsu yang tidak terkendali dari
cowok-cowok yang tidak bertanggung jawab. Kukatakan sekarang: seks itu enak,
tetapi malam pertama itu sakit dan perih, karena memang ada luka. Dan bohong
kalau dikatakan bahwa ada rasa sakit yang nikmat, kecuali kamu adalah pengidap
kelainan seks.
Jadi, setelah Hansen mengejang beberapa kali, akhirnya perlahan-lahan ia
mencabut penisnya yang mulai menjadi loyo setelah berturut-turut ejakulasi dua
kali, dengan bibir atas dan bibir bawahku. Hebat ya, suamiku ini? Kami duduk,
kami berangkulan, dan kami tersenyum-senyum melihat sprei yang bernoda darah dan
lendir mani. Aku menyimpan sprei ini, menjadi tanda cinta kasih kami, suami
istri yang berbahagia.
Itulah malam pertamaku; tidak banyak seks, lebih banyak ciuman dan cumbuan dan
kami tidur karena kelelahan. Aktifitas seks baru dapat aku nikmat seminggu
kemudian, tetapi lain kali saja kuceritakan, ok?
Pesanku: jangan berhubungan seks (apalagi jika kamu seorang gadis!) sebelum kamu
menikah. Atau kalau kamu benar-benar tidak tahan lagi, yakinkanlah bahwa orang
yang berhubungan seks denganmu adalah orang yang akan menikah denganmu dan hidup
menemanimu sampai mati.
Bener lho!

1 comment:

pusatdewasa said...

VIMAX PEMBESAR PENIS CANADA



Bikin Penis Besar, Panjang, Kuat, Keras, Dengan Hasil Permanent



isi 30 cpsl Untuk 1Bulan Hanya.500.000;



Promo 3 Botol Hanya.1.000.000;



ANEKA OBAT KUAT EREKSI DAN T.LAMA 



 PERANGSANG WANITA SPONTAN



( Cair / Tablet / Serbuk / Cream) 5Menit Reaksi Patent.

Sangat Cocok Untuk Wanita Monopouse/ Kurang Gairah.





ANEKA COSMETIK BERKWALITAS TERBAIK



( Pelangsing Badan, Pemutih Muka & Badan, Flek Hitam,

Jerawat Membandel, Gemuk Badan, Cream Payudara,

Obat Mata Min/ Plus, Peninggi Badan, Cream Selulit,

Pemutih Gigi, Pembersih Selangkangan/ Ketiak,

Pemerah Bibir, Penghilang Bekas Luka, Perapet Veggy,





 ALAT BANTU SEXSUAL PRIA WANITA DEWASA 



 tlp: 0822 2121 8228 BBM.24CEE3AE MR.SHOLE



































































.....